Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana di Jayapura, Bayi Selamat Setelah 14 Jam Tertimbun Longsor hingga 82 Orang Tewas

Kompas.com - 19/03/2019, 13:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di Jayapura hingga Senin (18/3/2019) malam mencapai 82 orang. Jumlah orang hilang mencapai 74 orang.

BNPB mencatat, ada tiga faktor penyebab terjadinya bencana banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu (16/3/2019).

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Jumlah korban meninggal mencapai 82 orang

Warga berusaha menerobos endapan lumpur yang merendam jalan di Sentani pasca banjir bandang melanda wilayah tersebut, Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). Akibat banjir bandang yang melanda Sentani sejak Sabtu (16/3) lalu, sedikitnya empat ribu warga mengungsi di sejumlah posko pengungsian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.ZABUR KARURU Warga berusaha menerobos endapan lumpur yang merendam jalan di Sentani pasca banjir bandang melanda wilayah tersebut, Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). Akibat banjir bandang yang melanda Sentani sejak Sabtu (16/3) lalu, sedikitnya empat ribu warga mengungsi di sejumlah posko pengungsian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, orang hilang akibat banjir dan longsor di Jayapura sebanyak 74 orang.

Data tersebut berdasarkan laporan yang masuk ke Pos Induk Kantor Bupati Jayapura.

"Jadi data yang kami terima dari pos Induk adalah 74 orang belum ditemukan dan rekan-rekan kami dari TNI, Polri, Basarnas dan tim sosial masih berupaya semaksimal mungkin," kata Kamal ditemui di RS Bhayangkara, Senin.

Sementara itu, jumlah korban tewas hingga Senin malam pukul 20.44 sebanyak 82 orang.

"Pada 18 Maret 2019 telah ditemukan 13 kantung jenazah di beberapa titik di Kabupaten Jayapura, kemudian telah dievakuasi 12 jenazah dari lokasi ke RS Bhayangkara," ujar Kamal.

Untuk lokasi yang menjadi titik terdampak bencana adalah Kampung Mininik, BTN, kompleks Bambar, BTN Bintang Timur, BTN Sosial, Komba dan Taruna Sosial.

Baca Juga: Hingga Senin Sore, Jumlah Korban Tewas Banjir Bandang Sentani 79 Orang

2. Penyebab bencana banjir di Jayapura

Alat berat yang digunakan untuk membersihkan material banjir bandang yang menutupi ruas Jalan Kemiri, Sentani, Senin (18/3/2019)KOMPAS.com/ISTIMEWA Alat berat yang digunakan untuk membersihkan material banjir bandang yang menutupi ruas Jalan Kemiri, Sentani, Senin (18/3/2019)
BNPB mencatat ada tiga faktor penyebab terjadinya banjir bandang di Sentani, Jayapura. Ketiga hal itu merupakan kombinasi dari faktor topografi, cuaca dan manusia.

"Secara khusus, kami belum menemukan sebuah jawaban yang akurat, tetapi paling tidak ada tiga faktor," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Beni Munardo di RS Bhayangkara Jayapura, Senin siang (18/3/2019).

Untuk topografi, lanjut Beni, kemiringan cagar alam Cyclop yang menjadi kawasan hulu air sangat terjal. Selain itu, lapisan tanahnya sangat tipis dan di bawahnya terdapat bebatuan yang ditutupi oleh beberapa tanaman.

Lalu faktor cuaca juga berpengaruh terhadap intensitas hujan yang sangat lebat yang berlangsung lebih dari lima jam. Hal ini menyebabkan kawasan Cyclop tidak mampu lagi menampung debit air yang turun sehingga dengan cepat mengalir ke kawasan yang ada di bawahnya.

Faktor ulah manusia juga menjadi pertimbangan, yaitu banyaknya aktivitas alih fungsi lahan di kawasan cagar alam Cyclop.

Baca Juga: Diungkap, 3 Penyebab Banjir Bandang di Sentani Jayapura

3. Evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan

Sejumlah personel Kepolisian saat membersihkan material longsor di jalan yang menghubungkan Waena - Sentani, Selasa (19/3/2019)ISTIMEWA Sejumlah personel Kepolisian saat membersihkan material longsor di jalan yang menghubungkan Waena - Sentani, Selasa (19/3/2019)

Proses pencarian korban banjir dan longsor terus dilakukan oleh Tim SAR.

"Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban diintensifkan untuk mencari korban. Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan belum semua daerah terdampak dijangkau karena tertutup pohon, batu, lumpur dan material banjir banjir bandang," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu pagi.

BNPB telah melaporkan kepada Presiden Jokowi dampak dan penanganan bencana banjir bandang dan longsor di Jayapura.

BNPB berangkat ke Sentani untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada Pemda Jayapura dan Papua.

Baca Juga: 74 Orang Dilaporkan Hilang akibat Banjir Bandang di Jayapura

4. Jumlah pengungsi mencapai 4.728 orang

Sejumlah warga berada di dekat helikopter yang bergeser dari tempatnya akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan 42 tewas. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/ama.Gusti Tanati Sejumlah warga berada di dekat helikopter yang bergeser dari tempatnya akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan 42 tewas. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/ama.

Sutopo mengatakan, dari data sementara, sebanyak 4.728 jiwa mengungsi di enam titik pos penampungan. Jumlah pengungsi terbesar yaitu 1.450 jiwa yang terdapat di BTN Gajah Mada.

Kelima pos penampungan yang lain berlokasi di Posko Induk Gunung Merah yang menampung 1.273 jiwa, BTN Bintang Timur 600 jiwa, Sekolah HIS Sentani 400 jiwa, SIL Sentani 300 jiwa, dan Doyo Baru 203 jiwa.

Sebanyak 11.725 keluarga terdampak banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung selama 7 jam tersebut.

"Upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pascabanjir bandang," kata Sutopo.

"Terkait dengan korban hilang, 34 jiwa diidentifikasi di Kampung Milimik Sentani, 6 di kompleks Perumahan Inauli Advent, dan 3 di Doyo Baru," kata Sutopo melanjutkan.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Korban Tewas Banjir Bandang Sentani Jayapura Jadi 70 Orang

5. Kisah Sarjan Urwan selamat dari longsor di Sentani

Bayi yang selamat dalam bencana banjir dan longsor di Sentani, Jayapura, Papua.KOMPAS.com Bayi yang selamat dalam bencana banjir dan longsor di Sentani, Jayapura, Papua.

Sarjan Urwan, bayi berusia lima bulan, ditemukan selamat setelah tertimbun longsor selama 14 jam, di kawasan SIL, Kelurahan Hinekombe, Distrik Sentani.

Ayah korban, Listerius Urwan mengatakan, bayi laki-lakinya tersebut terkubur material lumpur sedalam lima meter. Beruntung ada satu papan di atasnya.

Papan tersebut menjadi penahan sehingga korban tidak langsung tertimbun dan masih terdapat rongga udara.

"Anak saya luar biasa dan saya sudah yakin anak ini sudah tidak ada lagi. Tetapi ini cara Tuhan yang luar biasa. Dia bertahan hidup satu hari satu malam. Saya berkomitmen untuk bagaimana caranya saya dapat saya punya anak, itu komitmen saya, kalau nyawa itu Tuhan punya," tuturnya.

Menurut dia, tepatnya pada Minggu siang sekitar pukul 11.00, jemaat Gidi Kalpari dan mahasiswa yang sedang berada tidak jauh dari rumahnya mendengar suara bayi menangis. 

"Berulang-ulang kami dengar dan betul itu anak saya, dia terlempar 10 meter dari rumah," katanya.

Baca Juga: Cerita Ayah yang Bayinya Tertimbun 14 Jam Pascabanjir Sentani Jayapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com