Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Penyandang Disabilitas Netra Dilatih Jadi Barista

Kompas.com - 14/03/2019, 11:14 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Berbagai fasilitas diberikan untuk mendukung kesuksesan Asian Para Games 2018, salah satunya adalah fasilitas di main press center GBK Arena Jakarta

Sekitar 8 orang peserta disabiitas netra dari Wyata Guna mengikuti pelatihan ini, hanya saja untuk saat ini peserta dibatasi untuk penyandang disabiitas netra low vision saja.

Para peserta ini akan mengikuti intruksi dari barista yang didatangkan langsung dari Korea, peralatan barista pun disediakan seperti umumnya.

Ke depan, Sudarsono akan mendorong proyek ini dengan menawarkannya kepada penyandang disabiitas netra lainnya, namun hal itu membutuhkan waktu, dan persiapan, mengingat jadwal pelatihan yang masih dalam tahap penyusunan. Sedang untuk kurikulum akan ditentukan oleh pihak Siloam Korea.

"Karena program ini juga bertahap setiap 4 bulan ke depan jadi kita akan sebarluaskan informasi ini agar pelatihan ini bisa dimanfaatkan," katanya.

Baca juga: Cerita Nimatul Fauziah, Atlet Tuna Netra Peraih Perak Lawnball Asian Paragames 2018 (1)
Dengan adanya pelatihan ini, pihaknya berharap para disabilitas netra ini bisa meningkatkan kapabilitas kemampuan hidupnya.

"Mereka tidak bekerja khusus tapi bisa bekerja di kafe umum, ini upaya inklusi terhadap pekerjaan mereka," tuturnya.

Sekjen Siloam Center for The Blind Dong Ic Choi mengatakan proyek ini pertama kali dimulai pada tahun 2009 di Korea.

Kini di Korea, Siloam telah memiliki lima kedai kopi yang mempekerjakan para disabilitas netra.

Bahkan lebih dari 400 kedai kopi di Korea telah banyak yang mempekerjakan disabilitas netra.

"Siloam mulai mensupport proyek ini di negara berkembang, dua tahun lalu di Mongolia, kita mulai melatih disabilitas netra dan membuka kedai kopi di Ulan Bator Mongolia," katanya.

"Sekarang sudah mulai secara reguler para disabilitas netra ini bisa menjalankan sendiri kedai kopinya sendiri. Pemerintah Indonesia, mengunjungi Korea dan melihat ini. Kemensos meminta Siloam untuk membuka proyek ini di Indonesia," imbuhnya.

Menurutnya, proyek ini memang menyediakan kesempatan kerja bagi penyadang disabilitas netra agar tidak bergantung dengan pemerintah.

Sehingga, mereka bisa berdiri sendiri dan bisa menghidupi keluarganya ketika mereka sudah menikah dan memiliki anak nanti.

"Akhir tahun ini dan tahun berikutnya kami baru membuka "study" coffee shop, jadi blind people akan masuk ke coffee shop ini memiliki pekerjaan layaknya orang normal," imbuhnya.

Dikatakan, pelatihan sendiri akan dijalankan selama 20 tahun, para penyadang disabilitas netra ini akan dilatih bagaimana membuat berbagai macam racikan kopi mulai dari americano, latte, machiato, cappucino, ekspresso, teh hingga jus.

"Kami akan melatih semua prosesnya, meskipun membutuhkan waktu yang lama daripada meraka yang bukan penyandang tuna netra, kami akan melatih mereka skills untuk membuat kopi dan jus. Biasanya non tuna netra kan bisa melihat, tapi ini tidak, karenanya mereka harus familiar dengan berbagai situasi, tidak dengan matanya, tapi dengan tubuhnya," katanya.

"Kami juga akan mengajarkan mereka perilaku layaknya pekerja atau tenaga kerja, tanpa harus bergantung dengan yang lain, bagaimana melayani pelanggan. Kami akan melatih mereka selama 5 bulan penuh," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com