Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Punya Mata Palsu, Penyandang Disabilitas Minta Dibantu Cari Pekerjaan di Twitter

Kompas.com - 13/03/2019, 16:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kerasnya dunia mencari pekerjaan tengah dirasakan April kala itu. April dan keluarganya mau tidak mau harus bekerja untuk menghidupi keluarga.

April merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak dan bapak April bekerja sebagai buruh harian lepas. Sementara ibunya bekerja sebagai ART di Pangandaran.

"Semuanya bekerja dengan hasil (upah) yang tidak menentu," kata April.

Selain itu, semenjak lulus SMK, dirinya sudah terbiasa merantau dan belum pernah bekerja di kampungnya.

"Merantau ke Sukabumi sebagai buruh pabrik. Kemudian, merantau ke Jakarta pada 2017 sebagai buruh pabrik juga, pekerja home industry, ART, dan kasir barbershop," ujar April.

"Saya kerja sebentar-sebentar. Saya juga sempat menganggur hampir satu tahun untuk merawat kakek saya. Paling lama bekerja di home industry walet dengan gaji Rp 400.000 per-minggu di Jakarta," ucap April.

Baca juga: KPPA: Ada Relasi Kuasa di Kasus Kekerasan Seksual pada Kelompok Disabilitas

Curhat di YouTube

Tak hanya itu, April juga membagikan kisah inspiratifnya di situs berbagi video, YouTube.

Dalam video, April menceritakan mengenai susahnya mencari pekerjaan karena persyaratan fisik yang diajukan oleh perusahaan, seperti adanya kriteria tinggi badan, berat badan, dan berpenampilan menarik.

Kemudian, ia juga bercerita bahwa dirinya pernah mengalami hidup pahit ketika bekerja di buruh pabrik dengan upah Rp 40.000 per hari di Jakarta.

Bahkan, salah satu temannya pernah meremehkan pekerjaan yang dilakoni April dengan sungguh-sungguh itu.

"Teman saya pernah ngomong, 'ngapain sih lulusan SMK kok kerja kayak gitu mendingan enggak usah sekolah'," ujar April.

Di kehidupan yang keras ini, April tetap punya cita-cita jadi perempuan yang bercita-cita ingin membuka lapangan kerja untuk kaum penyandang cacat atau disabilitas.

"Saya juga ingin membangun sarana pendidikan di kampung untuk orang-orang dengan ekonomi rendah," kata dia.

Menurut April, semua pekerjaan akan terasa menyenangkan bila dinikmati dan disyukuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com