Salin Artikel

Ingin Punya Mata Palsu, Penyandang Disabilitas Minta Dibantu Cari Pekerjaan di Twitter

Banyak netizen yang merasa tergugah sebab April yang merupakan seorang penyandang disabilitas butuh pekerjaan untuk membantunya mendapatkan mata palsu serta membantu melunasi utang orangtua.

Berikut tulisan yang diunggah April:

"TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC

Nama saya Aprilia Nur Azizah, 20 tahun, dari Pangandaran, Jawa Barat.

Saya membutuhkan pekerjaan, apapun. Saya cacat fisik dari lahir, ekonomi keluarga kekurangan. Bekerja untuk diri sendiri, ingin mata palsu dan membantu melunasi utang ortu".

Sontak, twit April laris manis disebarluaskan. Hingga saat ini twit April sudah di-retweet lebih dari 35.500 kali dan disukai lebih dari 18.000 kali.

Ada juga sejumlah pengguna Twitter yang juga menawari lowongan pekerjaan untuknya.

Dalam twitnya, April juga mengunggah foto diri berlatar merah dan juga tampilan nilai ijazahnya saat masih menempuh pendidikan di SMK Teknik Komputer & Jaringan (TKJ) Pangandaran, Jawa Barat.

"Alasan saya meminta bantuan di Twitter karena keputusan saya. Iseng yang berhadiah. Karena saya merasa dan menganggap Twitter salah satu media sosial yang banyak keajaiban, memberi dampak baik, dan orang-orang di Twitter baik-baik," ujar April saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (13/3/2019).

Kerap merantau

April juga mengatakan bahwa ia sudah mencari lowongan pekerjaan di kampung halamannya, seperti di hotel ataupun kafe, namun hasilnya nihil.

"Saya juga sempat mencari lowongan kerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Kenapa ART? Karena saya sudah putus asa dan pekerjaan ART tidak banyak persyaratan juga biaya ditanggung majikan," ujar April.

Sebelumnya, April mengaku mulai bekerja sejak ia mengenyam pendidikan SMP.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya bekerja sebagai babysitter atau perawat anak-anak sepulang sekolah.

"Saya bekerja di rumah tetangga, ya bisa dibilang babysitter. Hanya menemani anak-anak. Orangtua saya tidak pernah melarang karena kebutuhan," ujar April.

Kerasnya dunia mencari pekerjaan tengah dirasakan April kala itu. April dan keluarganya mau tidak mau harus bekerja untuk menghidupi keluarga.

April merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak dan bapak April bekerja sebagai buruh harian lepas. Sementara ibunya bekerja sebagai ART di Pangandaran.

"Semuanya bekerja dengan hasil (upah) yang tidak menentu," kata April.

Selain itu, semenjak lulus SMK, dirinya sudah terbiasa merantau dan belum pernah bekerja di kampungnya.

"Merantau ke Sukabumi sebagai buruh pabrik. Kemudian, merantau ke Jakarta pada 2017 sebagai buruh pabrik juga, pekerja home industry, ART, dan kasir barbershop," ujar April.

"Saya kerja sebentar-sebentar. Saya juga sempat menganggur hampir satu tahun untuk merawat kakek saya. Paling lama bekerja di home industry walet dengan gaji Rp 400.000 per-minggu di Jakarta," ucap April.

Curhat di YouTube

Tak hanya itu, April juga membagikan kisah inspiratifnya di situs berbagi video, YouTube.

Dalam video, April menceritakan mengenai susahnya mencari pekerjaan karena persyaratan fisik yang diajukan oleh perusahaan, seperti adanya kriteria tinggi badan, berat badan, dan berpenampilan menarik.

Kemudian, ia juga bercerita bahwa dirinya pernah mengalami hidup pahit ketika bekerja di buruh pabrik dengan upah Rp 40.000 per hari di Jakarta.

Bahkan, salah satu temannya pernah meremehkan pekerjaan yang dilakoni April dengan sungguh-sungguh itu.

"Teman saya pernah ngomong, 'ngapain sih lulusan SMK kok kerja kayak gitu mendingan enggak usah sekolah'," ujar April.

Di kehidupan yang keras ini, April tetap punya cita-cita jadi perempuan yang bercita-cita ingin membuka lapangan kerja untuk kaum penyandang cacat atau disabilitas.

"Saya juga ingin membangun sarana pendidikan di kampung untuk orang-orang dengan ekonomi rendah," kata dia.

Menurut April, semua pekerjaan akan terasa menyenangkan bila dinikmati dan disyukuri.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/13/16310471/ingin-punya-mata-palsu-penyandang-disabilitas-minta-dibantu-cari-pekerjaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke