Tujuannya agar warga lebih cepat mengantisipasi ketika mendapat peringatan dini terkait ketinggian air di sungai.
"Saya sudah koordinasi dengan provider agar bisa memberikan peringatan digital yang masuk ke masing-masing handphone masyarakat di sekitar titik bencana. Misalnya, ketinggian sungai di titik itu berapa sehingga warga bisa siap-siap evakuasi atau antisipasi. Sesungguhnya hari kini kita sudah harus punya sistem seperti itu," kata Khofifah, seperti dikutip dari Tribunnews.
Baca Juga: Sempat Macet hingga 7 Km, Lalin di Tol Madiun Berangsur Normal
Saat berada di posko keselamatan di Kantor Pemerintahan Kabupaten Madiun di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kamis pagi, Khofifah menyempatkan diri menemui Nafisa, bayi berusia 3,5 bulan.
Nafisa mengungsi bersama ibunya, Kanti Lestari, karena rumah mereka terendam banjir setinggi lutur orang dewasa.
Khofifah berpesan kepada Kanti dan bayinya untuk selalu menjaga kesehatan selama mengungsi.
"Sehat ya nak, yang sabar ya nak," kata Khofifah pada bayi Nafisa.
Baca Juga: Banjir Bandang di Madiun, Tol Caruban-Solo Ditutup hingga Ribuan Warga Mengungsi
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan