Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen Arcandra: 15.000 Tabung Elpiji Berkurang Tiap Bulan di Deliserdang...

Kompas.com - 07/03/2019, 06:23 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pipa jaringan gas (jargas) sepanjang 120.738 meter menjalar sambung menyambung ke 5.560 rumah di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Sumber gasnya milik PT Pertamina EP dengan volume 0,2 Million Standard Cubic Feet per Day atau juta standar kaki kubik per hari untuk gas (MMSCFD).

Proyek infrastruktur PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ini tujuannya melayani kebutuhan penyaluran gas bumi kepada masyarakat. Pemanfaatan gas bumi dalam memenuhi kebutuhan harian rumah tangga dianggap jauh lebih efisien dan aman.

Siap beroperasi, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar pun datang meresmikannya.

Baca juga: Begini Cara Membedakan Tabung Gas Elpiji Asli dan Oplosan

Ini bukan elpiji, jadi gasnya beda. Mengalir tanpa batas, lebih hemat sekitar 30 sampai 40 persen. Ini gas metan, semakin banyak kita memasang jargas maka impor elpiji akan semakin turun," kata Arcandra di Desa Tanjungmorawa, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Rabu (6/3/2019).

"Elpiji tiga kilogram tetap tersedia, namun pengguna jargas tidak perlu lagi membeli elpiji. Paling tidak, kalau rata-rata tiap rumah mengurangi tiga tabung. Tiga tabung kali 5.000, jadi 15.000 tabung elpiji berkurang tiap bulan di Deliserdang," sambungnya.

Pipa jargas di Deliserdang mengaliri tujuh sektor, yaitu Kelurahan Dagangkelambir, Dagangkerawan, Dalu XA, Pekantanjungmorawa, Tanjungbaru, Tanjungmorawa A, Tanjungmorawa B, dan Lubukpakam.

Baca juga: PGN Pastikan Jargas di Probolonggo Siap Beroperasi Maret 2019

Menurutnya, PGN konsisten membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi. Sampai saat ini pengelolaan jaringan infrastruktur pipa gas sudah sepanjang 7.453 kilometer.

Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 203.314 pelanggan dari berbagai segmen, seperti pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, pelanggan komersial, UKM, serta pelanggan rumah tangga yang tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong, Papua.

Tambah sambungan jargas

Wakil Bupati Deliserdang Zainuddin Mars yang hadir di acara tersebut mengatakan, Kabupaten Deliserdang berpenduduk 2,4 juta jiwa, sementara Kecamatan Tanjungmorawa berpenduduk di atas 100.000 jiwa lebih. Baginya, 5.560 Sambungan Rumah (SR) di wilayah Kabupaten Deliserdang rasanya belum apa-apa.

"Kami memohon 25.000 sambungan lagi dan segera terealisasi. Begitu juga program konverter kit BBM ke elpiji, ada sekitar 500 KK nelayan kecil yang bisa dibantu untuk dialiri jaringan gas bumi agar mereka lebih sejahtera. Ini program bermanfaat, harus terus ditingkatkan dan dilanjutkan hari ini dan ke depannya," ucap Zainuddin.

Baca juga: Demo Jaringan Gas di Rumah Warga, Jonan Goreng Tahu, Tempe, dan Telur

Menanggapi permintaan tersebut, Arcandra menjawab dengan pertanyaan kepada para hadirin yang datang.

"Saya jawab pertanyaan Pak Bupati dulu yang minta 25.000 sambungan. Kalau dari sisi gasnya, 0,2 mm. Bapak ibu punya perasaan gak, berapa besar 0,2 mm itu. Gak ada, kan ya... terbayang aja gak, apa itu MMSCFD," ujarnya.

Dijelaskan Arcandra, kalau 0,2 mm bisa mengaliri 5.500 rumah, standarnya bisa sampai 10.000 rumah. Artinya, 1 mm untuk 40.000 sampai 50.000 rumah. 1 mm biayanya sekitar 5.000 USD tiap hari, untuk masing-masing rumah biaya penyambungannya sekitar Rp 8 juta sampai Rp 11 juta.

"Kalau Pak Bupati minta 25.000 rumah, itu kira-kira biaya penyambungannya Rp 250 miliar. Dana APBN kita terbatas, tahun lalu DIPA kita diturunin lagi padahal target kita di atas 50 persen untuk belanja fisik. Tahun 2010 sampai 2014 subsidi energi sekitar Rp 1.500 triliun. Pada 2014 sampai saat ini dipotong setengahnya tinggal Rp 700-an triliun," ungkap dia.

Baca juga: Pesantren di Pasuruan Mulai Pakai Jaringan Gas

"Jadi, untuk 25.000 kita butuh Rp 250 miliar, kita lihat nanti anggaran tahun depan seperti apa. Tadi saya tanya, PAD berapa di sini, ada sekitar Rp 1 triliun. Kalo seperampatnya dianggarkan untuk ini, selesai 25.000. Gimana, Pak Bupati...?" tanyanya kepada Zainuddin.

Rata-rata untuk pemakaian normal, lanjutnya, gas bumi lebih hemat sekitar Rp 80.000 sampai Rp 90.000 per bulan. Kalau gas melon dihargai Rp 20.000 per tabung, maka bisa menghemat empat tabung tiap bulan.

"Banyak gak empat tabung? Rp 80.000 cukup, ya... Kita minta tolong dipelihara karena kalau rusak perbaikan juga membutuhkan biaya. Belum tentu Hutama Karya akan datang lagi... Ada masa pemeliharaan setahun, tapi mohon bapak-ibu pelihara itu alat, itu duit bapak-ibu sendiri yang dikembalikan pengelolaannya lewat Kementerian ESDM, ya..." pungkasnya.

Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 1 Triliun untuk Pembangunan Jaringan Gas

Rahmawati, warga Gang BO 7 Dusun I, Desa Tanjungmorawa, Kecamatan Tanjungmorawa mengaku sudah tiga minggu menggunakan jargas. Katanya, api gas biru, bersih, dan mudah dinyalakan. Dia berterima kasih atas program pemerintah ini sebab membuatnya lebih nyaman, tidak susah mencari-cari gas lagi ke warung.

"Biasanya dalam sebulan saya habis tiga tabung, sekarang sudah tiga minggu pakai jargas, saya belum tau berapa biayanya. Tapi lebih senang karena selalu ada 24 jam, gak takut kehabisan, gak susah ke warung angkat-angkat gas..." ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com