Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Presiden di Istana, Ini Curhat Petani Tebu.....

Kompas.com - 06/03/2019, 08:24 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno,
Khairina

Tim Redaksi


JEMBER, KOMPAS.com- Perwakilan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Ada sebelas poin yang disampaikan langsung petani kepada Presiden Jokowi.

"Alhamdulillah, kemarin Selasa (5/3/2019), kami diterima langsung Bapak Presiden bersama Pak Moeldoko dan Pak Andi Amran Sulaiman," kata Ketua Dewan Pembina DPP APTRI Arum Sabil kepada KOMPAS.com, Rabu (6/3/2019).

Arum mengaku lega, karena aspirasi terkait sejumlah persoalan yang menimpa petani tebu didengar langsung oleh presiden.

"Permintaan kami sebenarnya tidak muluk-muluk kok, seperti adanya kepastian harga gula petani sebelum musim giling, kemudian besaran nilai pembelian gula petani yang mengacu dari hasil survei tim independen yang ditugaskan pemerintah seperti tahun-tahun sebelumnya," ucapnya.

Baca juga: Geliat Kementan Gaet Investor untuk Industri Gula, Mulai Terlhat di Kotim

Selain itu, APTRI juga meminta kepada presiden agar Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) agar diberdayakan dan dimaksimalkan fungsinya.

"Kami juga meminta kepada beliau, agar badan koordinasi tentang pergulaan nasional dengan semua pihak terkait perlu dihidupkan kembali, seperti Dewan Gula Indonesia (DGI) yang telah dibubarkan oleh pemerintah," tambahnya.

Menurut Arum, dari hasil pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan akan segera menindaklanjutinya dengan membuat keputusan terkait pergulaan nasional, yang berpihak kepada petani.

"Alhamdulillah beliau merespon dengan baik, terkait persoalan yang selama ini menimpa kami para petani tebu," tutupnya. 

Kompas TV Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)mendapat izin impor gula sebanyak 3.800 ton tahun 2018. Alasan utamanya adalah karena jumlah tebu giling berkurang dan petani malas menanam tebu karena harganya yang terus turun. Berikut wawancara Jurnalis KompasTV, My Sister Tarigan dengan Direktur Utama RNI Didik Prasetyo dalam segmen Manuver.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com