JEMBER, KOMPAS.com- Perwakilan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Ada sebelas poin yang disampaikan langsung petani kepada Presiden Jokowi.
"Alhamdulillah, kemarin Selasa (5/3/2019), kami diterima langsung Bapak Presiden bersama Pak Moeldoko dan Pak Andi Amran Sulaiman," kata Ketua Dewan Pembina DPP APTRI Arum Sabil kepada KOMPAS.com, Rabu (6/3/2019).
Arum mengaku lega, karena aspirasi terkait sejumlah persoalan yang menimpa petani tebu didengar langsung oleh presiden.
"Permintaan kami sebenarnya tidak muluk-muluk kok, seperti adanya kepastian harga gula petani sebelum musim giling, kemudian besaran nilai pembelian gula petani yang mengacu dari hasil survei tim independen yang ditugaskan pemerintah seperti tahun-tahun sebelumnya," ucapnya.
Baca juga: Geliat Kementan Gaet Investor untuk Industri Gula, Mulai Terlhat di Kotim
Selain itu, APTRI juga meminta kepada presiden agar Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) agar diberdayakan dan dimaksimalkan fungsinya.
"Kami juga meminta kepada beliau, agar badan koordinasi tentang pergulaan nasional dengan semua pihak terkait perlu dihidupkan kembali, seperti Dewan Gula Indonesia (DGI) yang telah dibubarkan oleh pemerintah," tambahnya.
Menurut Arum, dari hasil pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan akan segera menindaklanjutinya dengan membuat keputusan terkait pergulaan nasional, yang berpihak kepada petani.
"Alhamdulillah beliau merespon dengan baik, terkait persoalan yang selama ini menimpa kami para petani tebu," tutupnya.