Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada e-Perpustakaan, Warga Surabaya Kini Bisa Akses Buku dengan Mudah dan Terjangkau

Kompas.com - 19/02/2019, 21:26 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Sejumlah warga di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan merapikan kembali atap bangunan sekolah yang rusak. Warga bersama sejumlah petugas dari pihak sekolah juga membersihkan sisa-sisa reruntuhan pohon jati yang menimpa sekolah ini. Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah setempat pada Sabtu (26/1/2019) malam. Seusai hujan reda angin kencang kemudian berembus beberapa jam sejak Minggu (27/1/2019) dini hari sampai pagi. Tiba-tiba pohon jati yang tepat berada di belakang sekolah tumbang dan menimpa bangunan sekolah. Akibat peristiwa ini siswa kelas 6, SDN 1 Sampora terpaksa belajar di perpustakaan. Mereka tidak dapat belajar seperti biasa di ruang kelas karena kondisi yang masih rusak.


Selain itu, kata Musdiq, pihaknya juga memiliki program e-video. Di dalam program itu, Musdiq mengaku menyediakan konten-konten video atau pengetahuan-pengetahuan praktis yang  bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah bekerja sama dengan perguruan tinggi, yakni ITS, Unair, dan Universitas Kristen Petra.

Dengan begitu, lanjut Musdiq, masyarakat di Surabaya bisa membuka koleksi buku yang dimiliki tiga perguruan tinggi tersebut.

"Koleksi buku milik perguruan tinggi bisa dimanfaatkan masyarakat. E-book yang kami dan perguruan tinggi sediakan bisa dibaca dan diunduh secara gratis. Semua bisa mengakses," ujarnya.

Pengunjung perpustakaan bertambah

Musdiq menuturkan, jumlah pengunjung perpustakaan dinilai terus mengalami peningkatan.

Menurut Musdiq, pengunjung TBM di Surabaya rata-rata sebanyak 20-50 orang per hari. 

"Karena TBM ini kecil dan pagi anak-anak masih sekolah. Sehingga (TBM) baru dibuka jam 13.00-16.00 atau hanya tiga jam. Tapi di (perpustakaan) sekolah banyak," ucapnya.

Baca juga: Perpustakaan Nasional Umumkan Jadwal Tes SKD CPNS

Sebab, pada jam-jam tertentu, setiap murid SD dan SMP harus datang ke perpustakaan.

Sementara itu, jumlah pengunjung di perpustakaan daerah, seperti di Balai Pemuda dan Rungkut sebanyak 200-300 pengunjung per hari.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan lieterasi membaca, Musdiq mengaku telah melakukan banyak terobosan dengan menggelar berbagai even.

Salah satunya dengan membuat program wisata buku dengan menggandeng sekolah agar siswa bisa diajak belajar membaca dan menulis bersama.

Pihaknya juga meningkatkan kondisi kualitas TBM yang ada. Sebab, beberapa TBM di Kota Surabaya tidak semua kondisi fisiknya bagus.

Tahun lalu, pihaknya sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta yang memberikan CSR untuk mengecat dan membuat mural.

Kegiatan itu dilaksanakan oleh penduduk setempat dan juga dilombakan.

Dari 35 TBM yang ada di RW, kelurahan, kecamatan, taman, liponsos, dan RSUD di Kota Surabaya itu ditetapkan 8 pemenang.

Tahun ini, untuk branding TBM, dari yang semula 35 TBM akan ditambah menjadi 61 TBM yang di-branding dan dilombakan.

"Jadi kami harapkan dengan branding TBM ini kondisi TBM-TBM yang ada di lapangan bisa lebih bagus dan masyarakat lebih nyaman berkunjung ke perpustakaan," jelasnya.

Musdiq menambahkan, semenjak diterapkannya sistem perpustakaan terintegrasi digital itu, pihaknya menargetkan ada peningkatan pengunjung sebanyak 5-10 persen.

Tahun ini, pihaknya juga ingin membuat KTA online untuk pengunjung perpustakaan di Kota Surabaya.

Musdiq mengaku sudah merancang agar KTA bisa terintegrasi dengan seluruh perpustakaan yang ada di Surabaya.

"Tahun ini mudah-mudahan selesai. Itu langsung terekam dalam sistem kita. Jadi orang baca buku apa, langsung terbaca atau terekam di sistem," kata dia.

Sekadar diketahui, pengunjung perpustakaan di Surabaya didominasi pelajar dibandingkan orang dewasa. Sementara buku yang paling sering dibaca adalah buku fiksi, sosial, dan buku anak-anak.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com