Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Orang Meninggal karena DBD di Jabar

Kompas.com - 08/02/2019, 14:19 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Jawa Barat (Jabar) Uus Sukmara mengatakan, jumlah korban meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Jabar hingga 31 Januari 2019 berjumlah 18 orang dari total 2.461 kasus DBD.

Jumlah tersebut meningkat dari data pada 28 Januari berjumlah 14 korban meninggal.

Uus mengatakan, salah satu penyebab tingginya korban DBD di Jabar disebabkan peningkatan populasi nyamuk di daerah endemik.

"Kenapa terjadi peningkatan berkaitan dengan populasi nyamuk. Pada umumnya di kita daerah endemik, virusnya sudah ada di tubuh manusia. Pada saat gigitan nyamuk meningkat itu sudah siap menularkan virus dengue," ujar Uus dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jabar, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: INFOGRAFIK: 8 Tanaman untuk Menghalau Nyamuk Penyebab DBD

Dari data Dinkes Jabar, daerah dengan kasus tertinggi berada di Kota Depok berjumlah 319 kasus, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224 kasus, dan Kota Cimahi sebanyak 200 kasus.

Uus mengatakan, mengantisipasi peningkatan kasus DBD, Dinkes Jabar telah menyebarkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota se-Jabar untuk meningkatkan kesiapsiagaan adanya potensi peningkatan kasus DBD. 

Baca juga: DBD di Maluku Utara 154 Kasus, 1 di Antaranya Meninggal Dunia

Uus juga berharap agar pemerintah daerah meningkatkan pengawasan kasus dan faktor risiko terhadap kejadian DBD dengan cara pemantauan jentik berkala. 

Baca juga: Ada 785 Kasus DBD di Sragen, Jumlahnya Disebut Meningkat

”Meningkatkan upaya pergerakan masyarakat melalui upaya sosialisasi dan edukasi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan menguras, menutup dan memantaatkan kembali barang bekas. Plus mencegah gigitan nyamuk (3M plus). dengan cara mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," ujar Uus.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com