Kemudian pada Tahun 1991 – 1992, Ibrahim kembali terlibat dalam penelitian botani bersama peneliti dari Utrech, Belanda yang fokus pada keragaman tumbuhan yang tersebar di hutan TNGL Ketambe.
Tak lama setelah itu, ia kembali menemani peniliti asal Belanda, Carel Van Schaijck yang melakukan penelitian terhadap budaya orangutan sumatera. Setelah setahun mengikuti orangutan mulai dari Ketambe, Tamiang, Trumon dan Suaq Balimbing Aceh Selatan ia berhasil menemukan orangutan pertama di dunia makan menggunakan peralatan.
“Setelah hampir setahun melakukan penelitian dan mengikuti orangutan di sejumlah titik di Aceh, terakhir saya berhasil menemukan orangutan makan madu dan buah menggunakan peralatan yakni ranting kayu," sebutnya.
Tak lama setelah itu, Ibrahim mulai sering terlibat sebagai sebagai konsultan untuk penelitian ke sejumlah hutan di Indonesia, seperti di Lampung ikut melakukan risetrmikro hidro pada tahun 2000.
Selanjutnya, pada tahun 2013, bersama WWF, Ibrahim kembali melakukan penelitian pakan badak di hutan Kalimantan Timur.
Bahkan, setelah enam bulan melakukan penelitian bersama tim dari WWF ia kembali berhasil menemukan badak, satwa yang terancam punah di Indonesia.
“Alhamdulillah, sekarang sudah menguasai sejumlah metodologi penelitian, baik untuk tumbuhan dan satwa dan sudah banyak mendapingi peneliti yang melakukan riset di Kawasan Ekosistem Lauser dan Taman Nasional Gunung Lauser, baik untuk yang menyelesaikan pendidikan S1, S2, S3 bahkan meraih gelar profesor baik lokal maupun luar negeri, termasuk Rudi Putra, yang sudah menjadi Ketua FKL, sekarang dia bosnya saya,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.