Atas peristiwa itu, Budi mengimbau warga tidak bermain di sungai saat musim hujan tiba. Pasalnya, banjir bisa menerjang di daerah hilir kendati tidak hujan.
"Kalau hilir tidak hujan bisa jadi di hulunya hujan sehingga membawa banjir kiriman ke bawah," tandas Budi.
Ia juga meminta warga yang memiliki rumah tak jauh dari selokan mengawasi anak-anaknya saat hujan mengguyur.
"Anak-anak juga harus diingatkan tidak bermain di selokan saat hujan tiba. Kalau banjir bisa membahayakan jiwa anak-anak," kata Budi.
Diberitakan sebelumnya, empat santri tenggelam saat mandi di Sungai Tempuran, Kelurahan Brotonegaran, Kota Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (14/1/2019) sore. Satu orang di antaranya ditemukan tewas.
Baca juga: Cuaca Buruk, Pencarian 3 Santri Hanyut di Sungai Ponorogo Dihentikan
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (14/1/2019), menyatakan satu santri ditemukan tewas bernama Huda.
"Jasad Huda siswa MTs kelas dua ditemukan setelah dilakukan pencarian. Sementara tiga rekannya, Bambang Irawan siswa kelas tiga; Huda, siswa kelas dua dan; M Ansori, siswa kelas satu masih dalam pencarian," kata Budi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan