Santi masih ingat, saat datang pertama kali ke rumah Agung, dia dan suaminya, Reza Adi Purnomo membawa 20 kantong ASI yang dimasukkan dalam tas pendingin.
"Kami nunggu di luar karena masih ada pengajian. Sempat ragu dan berpikir bagaimana jika asi saya ditolak? Tapi Bismillah, karena ini semua untuk kebaikan bayi," jelasnya.
Santi juga mengakui jika donor ASI masih jarang dilakukan di Banyuwangi dan menjadi donor ASI baginya adalah bentuk dukungan kepada bayi Cika. Jika ASI-nya sudah terkumpul, maka akan langsung diantar ke rumah Cika atau keluarga Cika yang mengambil. Mereka juga didampingi oleh konselor ASI dari Komunitas Kasih Banyuwangi, yang konsen pada isu pemberian ASI pada bayi di Banyuwangi.
"Karena saya Muslim, saya dan suami juga sempat tanya-tanya kepada kiai bagaimana aturan menjadi ibu susu. Jadi Cika dan Hanuna sudah menjadi saudara sepersusuan," katanya.
Sejak lahir anak kedua, Santi sengaja memompa ASI dan menyimpannya untuk stok saat dia kembali bekerja pada awal Februari 2019 nanti. Dia juga berharap masih bisa terus memberikan ASI kepada Hanuna dan Cika walaupun sudah kembali bekerja.
"Tapi juga lihat kondisi nanti, semoga mencukupi," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.