Salin Artikel

Bayi Cika yang Ditinggal Ibu Saat Tahun Baru Akhirnya Dapat Donor ASI

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Agung Wahyudi (33) terlihat sibuk membersihkan teras. Di halaman rumahnya di perumahan Agus Salim Residence Banyuwangi masih ada terop untuk selamatan akikah Cika, anak bungsunya yang belum genap berusia 2 bulan.

"Maaf rumahnya berantakan, tadi malam ada pengajian selamatan akikah Cika. Ini masih bersih-bersih rumah," kata Agung kepada Kompas.com, Minggu (13/1/2019).

Bayi Cika, anak kedua dari pasangan Agung Widodo dan (alm) Andriana Saraswati sempat mendapatkan perhatian dari masyarakat Banyuwangi pada awal Januari 2019 karena pesan berantai yang tersebar di media sosial terkait permintaan donor asi daerah Banyuwangi, untuk bayi yang berusia 14 hari.

Cika yang lahir dengan berat 3,5 kilogram dan panjang 49 sentimeter ditinggal meninggal oleh ibu kandungnya tepat di pergantian tahun.

"Istri saya meninggal dunia akhir tahun dan Cika menolak saat diberi susu formula. Dia menangis terus, akhirnya keluarga memutuskan untuk mencari donor ASI," kata Agung.

Namun ternyata mencari donor ASI di Banyuwangi tidak semudah bayangan Agung karena banyak faktor pertimbangan. Salah satunya, usia Cika yang masih belum genap 1 bulan yang membutuhkan donor ASI dari ibu yang memiliki bayi seusia.

Akhirnya, Agung meminta bantuan kerabatnya untuk menyebar informasi terkait permintaan donor ASI untuk bayi Cika.

Selama belum mendapatkan donor ASI, Cika disusui sementara oleh kerabatnya yang memiliki bayi di bawah usia satu tahun.

"Tidak sampai 12 jam, banyak sekali bantuan yang datang bahkan dari luar kota Banyuwangi. Saya kaget dan terharu bahkan ada yang mengirim alat pompa dan dot minum ASI untuk Cika," kata Agung.

Bahkan, menurut Agung, banyak orang yang datang melayat untuk memberikan dukungan secara moril kepada dia dan keluarga.

Dia juga mengakui banyak sekali ibu-ibu yang datang untuk mendonorkan ASI namun rata-rata usianya bayinya di atas 3 bulan.

"Sampai akhirnya ada Mbak Santi yang datang ke sini dan langsung membawa ASI yang sudah diperah untuk diberikan pada Cika. Kebetulan sekali, anak Mbak Santi seusia Cika, hanya beda 3 hari,. Selain itu Mbak Santi juga datang dengan suaminya sehingga diketahui oleh keluarganya," jelasnya.

Sehari-hari, Cika mengkonsumsi ASI donor setiap dua jam menggunakan botol bayi sebanyak 40-60 ml. Selain Santi, Cika juga mendapat donor dari dua ibu menyusui lainnya.

Agung menjelaskan, sejak lahir 8 Desember 2018, Cika langsung mendapatkan ASI dari ibunya dan mereka berkomitmen untuk memberikan asi ekslusif untuk anak keduanya minimal 6 bulan.

Selain itu, Agung juga tidak tega melihat bayinya menangis terus-terusan dan menolak saat diberi susu formula.

"Saya dan almarhumah istri berkomitmen untuk ASI eksklusif. ASI ini mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh bayi dan saya ingin Cika mendapatkan ASI eksklusif walaupun bundanya sudah meninggal. Saya janji akan memberikan yang terbaik buat Cika dan Aksar, kakaknya," kata Agung.

Sementara itu Dwi Susanti (27) saat ditemui Kompas.com, Senin (14/1/2019) mengaku menjadi pendonor ASI untuk bayi Cika karena alasan kemanusiaan. Dia tahu informasi tersebut dari suaminya yang mendapatkan pesan berantai di grup WhatsApp.

"Saat itu suami bilang gimana kalau saya donor ASI. Langsung saya iyakan karena memang lebih. Rata-rata per hari saya pompa ASI dapat 600 ml. Itu di luar dari ASI yang langsung saya berikan ke bayi," jelasnya.

Selain itu usia Cika juga sama dengan anak keduanya, Hanuna yang lahir pada 5 Desember 2018 dan mereka sama sama berjenis kelamin perempuan.

Santi masih ingat, saat datang pertama kali ke rumah Agung, dia dan suaminya, Reza Adi Purnomo membawa 20 kantong ASI yang dimasukkan dalam tas pendingin.

"Kami nunggu di luar karena masih ada pengajian. Sempat ragu dan berpikir bagaimana jika asi saya ditolak? Tapi Bismillah, karena ini semua untuk kebaikan bayi," jelasnya.

Santi juga mengakui jika donor ASI masih jarang dilakukan di Banyuwangi dan menjadi donor ASI baginya adalah bentuk dukungan kepada bayi Cika. Jika ASI-nya sudah terkumpul, maka akan langsung diantar ke rumah Cika atau keluarga Cika yang mengambil. Mereka juga didampingi oleh konselor ASI dari Komunitas Kasih Banyuwangi, yang konsen pada isu pemberian ASI pada bayi di Banyuwangi.

"Karena saya Muslim, saya dan suami juga sempat tanya-tanya kepada kiai bagaimana aturan menjadi ibu susu. Jadi Cika dan Hanuna sudah menjadi saudara sepersusuan," katanya.

Sejak lahir anak kedua, Santi sengaja memompa ASI dan menyimpannya untuk stok saat dia kembali bekerja pada awal Februari 2019 nanti. Dia juga berharap masih bisa terus memberikan ASI kepada Hanuna dan Cika walaupun sudah kembali bekerja.

"Tapi juga lihat kondisi nanti, semoga mencukupi," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/11325611/bayi-cika-yang-ditinggal-ibu-saat-tahun-baru-akhirnya-dapat-donor-asi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke