Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Limbah, Anak-anak Panti Asuhan di Bandung Daur Ulang Sabun

Kompas.com - 10/01/2019, 09:55 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Puluhan anak-anak di SOS Children’s Village Lembang tampak bergembira. Mereka tertawa riang saat mendapatkan sikat gigi dan masker.

Sikat tersebut bukan untuk menggosok gigi mereka biar bersih. Melainkan menyikat sabun batang bekas dari hotel. Sabun tersebut akan didaur ulang agar bisa digunakan kembali.

“Data Diversey menyebutkan, sebanyak 7 juta anak di dunia sakit bahkan ada yang meninggal karena tidak mencuci tangan,” ujar Corporate Account Manager Diversey, Surya Bhuana kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Mereka, sambung Surya, sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli sabun, namun hanya untuk mandi. Bagi mereka, cuci tangan menjadi bagian dari mandi.

Baca juga: Kampanye Lawan Polusi Plastik Laut dengan Produksi Botol Daur Ulang

Melihat itu, Diversey meluncurkan program “Soap for Hope”, yakni program daur ulang sabun yang akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan di remote area hingga lokasi bencana.

“Kami bekerja sama dengan berbagai NGO untuk mendistribusikannya. Saat gempa Palu pun kami mengirimkannya hampir 1 ton bersama produk hasil program kami lainnya,” tutur Surya.

Untuk menjalankan program ini, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak di antaranya hotel. Di Bandung, ia mendapatkan pasokan sabun dari Hotel Hilton.

Pengerjaannya sendiri dilakukan oleh anak-anak panti asuhan di anak-anak di SOS Children’s Village Lembang.

“Kami ataupun Hilton tidak boleh menjual produk ini. Produk boleh dijual hanya oleh masyarakat untuk membantu mata pencaharian mereka,” ungkapnya.

Ramah lingkungan

Surya menjelaskan kenapa Diversey mengambil sabun bekas dari hotel. Sabun batang dari hotel, kebanyakan hanya digunakan untuk mencuci tangan setelah itu dibuang. 

Itu artinya, banyak sabun yang terbuang percuma. Karenanya, housekeeping akan mengambil sabun tersebut dan menyortirnya. Sabun yang masih layak akan dikumpulkan dan dikirim ke SOS Children’s Village Lembang.

Sabun tersebut kemudian diolah untuk mengembalikan higienitasnya. Caranya, seperti yang dilakukan anak-anak panti di Lembang tersebut.

Mereka akan menyikat sabun dari kotoran yang terlihat. Setelah itu, sabun akan dipotong-potong kecil lalu dimasukkan ke dalam larutan klorin untuk membunuh bakteri dan mengembalikan higienitas sabun.

Baca juga: Percik Asa Para Perempuan Bergaji Rp 20.000 di Tempat Daur Ulang Plastik

Perendaman sabun dengan klorin berlangsung sekitar 30 detik. Setelah itu, sabun diberi warna atau pewangi sesuai dengan yang diinginkan.

Setelah itu, sabun dimasukkan ke dalam mesin cetak dan dipres mesin. Setelah padat, sabun dijemur kemudian dikemas dan siap didistribusikan.

“Proses daur ulang dilakukan ramah lingkungan. Semua dikerjakan oleh tangan,” ungkapnya.

Surya menambahkan, nilai higienitas sabun daur ulang sama dengan sabun baru. Bedanya hanya dibentuk, karena sabun daur ulang dipotong-potong dan dicetak kembali.

“Bekas sabun itu limbah. Untuk sabun batang, memerlukan waktu untuk larut. Jadi selain membantu masyarakat yang membutuhkan, program ini upaya mengurangi limbah,” imbuhnya.

Daur ulang sabun hotel

General Manager Hilton Bandung, Kevin Girard mengatakan, hotelnya rutin mengirim sabun bekas. Dari 40 kilogram sabun bisa dibuat lebih dari 200 batang sabun daur ulang. 

“Hilton melanjutkan program daur ulang sabun di 60 hotel yang tersebar di 12 negara Asia Pacific,” ujar Kevin.

Dari program ini, Hilton Asia Pacific mendonasikan lebih dari 16 ton sabun yang diubah menjadi lebih dari 340.000 bar sabun baru, kepada beberapa komunitas sosial di Asia.

“Program ini membantu melestarikan lingkungan dan mendukung komunitas yang membutuhkan. Besama kita dapat menciptakan tempat yang lebih baik untuk hidup dan berkembang,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com