Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Tsunami Melanda Gunungsitoli, Masyarakat Diminta Tak Terpancing

Kompas.com - 10/01/2019, 06:43 WIB
Hendrik Yanto Halawa,
Khairina

Tim Redaksi

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Gunungsitoli, Sumatera Utara, mengimbau masyarakat di kawasan pantai Kota Gunungsitoli dan sekitarnya tidak terpancing isu yang dapat menimbulkan kepanikan bahwa akan terjadi tsunami.

Masyarakat diminta tetap waspada dan selalu berpedoman kepada informasi yang valid.

Demikian disampaikan Djati Cipto Kuncoro, Kepala Stasiun Geofisika Gunungsitoli, Kamis (10/1/2019) melalui sambungan telepon seluler.

Berdasarkan pantauan peralatan yang dimiliki BMKG Stasiun Gunungsitoli, tidak tercatat adanya gempa di sekitar Kepulauan Nias, Sumatera Utara sebagai salah satu faktor pemicu adanya tsunami.

"Hingga saat ini, alat kami masih belum mencatat adanya peningkatan getaran maupun adanya ketinggian signifikan dari permukaan air laut, seperti biasa fenomena umum pasang surut," ujar Djati Cipto Kuncoro.

Baca juga: Kisah Bocah 8 Tahun Korban Tsunami Anyer, Bertahan di Reruntuhan Kayu 6 Jam

Disebutkan, adanya isu air laut surut dan diisukan akan terjadi tsunami membuat warga di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, hingga sampai ke wilayah Gunungsitoli.

"Berdasarkan informasi BMKG Tapanuli Tengah dan Sibolga tidak dan belum ada mengeluarkan peringatan dini Tsunami atau naiknya air laut, dan diharapkan masyarakat agar tenang," ujarnya.

Artinya, kondisi saat ini adalah normal, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi tsunami. Biasanya, fenomena umum pasang surut itu disebabkan karena adanya siklus astronomi seperti biasa.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai untuk tetap waspada dan tenang, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seluruh warga dapat kembali ke rumah masing-masing dan saling mengingatkan sesama warga agar tidak mudah termakan kabar bohong yang menyebar dan sebagai badan resmi pemerintah akan memberikan peringatan dan informasi lebih lanjut.

Pantauan BMKG Stasiun Gunungsitoli mencatat bahwa tinggi gelombang saat ini di perairan 0.5 hingga 1.25 meter, arah angin dari barat - barat laut, dengan kecepatan 2 - 15 knots.

Baca juga: Kisah Bocah 8 Tahun Korban Tsunami Anyer, Bertahan di Reruntuhan Kayu 6 Jam

 Sementara dari pantauan di sekitar Kota Gunungsitoli, sejumlah warga pesisir di sejumlah tempat, dihebohkan oleh informasi akan terjadi tsunami.

Masyarakat di sekitar Kelurahan Ilir, Kelurahan Pasar, Kelurahan Saombo, sebagian berada di luar rumah, menyikapi isu adanya tsunami.

Menurut salah seorang warga Kelurahan Ilir, Cide (39) mereka mendapati informasi bahwa akan terjadi tsunami dan setelah diperiksa di pantai, air laut seperti biasa.

"Tadi jam 04.00 WIB ada informasi akan ada tsunami, namun belum tahu pasti, makanya perlu dicek," kata Cide, warga Kelurahan Ilir, Kota Gunungsitoli, Kamis (10/1/2019).

Sebagian warga kaget dan heboh, akan adanya informasi tersebut, namun dirinya belum dapat infromasi resmi dari BMKG Stasiun Gunungsitoli.

Di tempat berbeda, salah seorang warga bernama Diel yang sedang memantau pasang surut air laut di Pasar Luaha mengaku tidak melihat air laut surut seperti akan tsunami.

Dirinya menerima kabar dari tetangga, bahwa air laut sudah naik, sehingga mereka keluar rumah untuk menyelamatkan diri bersama keluarga.

"Ada info bahwa di Sibolga air laut surut dan akan terjadi tsunami di tempat kami, makanya di cek di tepi pantai ini," ujar Diel, Kamis (10/1/2019), di tepi pantai Sungai Nou, Gunungsitoli.

Dirinya berharap informasi tidak benar dan sebaiknya ada informasi resmi dari pihak yang berwenang, agar seluruh warga tidak panik seperti saat ini. 

Kompas TV 26 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat tsunami di wilayah Labuan, Pandeglang, Banten, masih tinggal di pengungsian. Mereka masih menunggu tempat hunian baru selesai dibangun oleh pemerintah.<br /> <br /> Sebanyak 26 keluarga atau 114 orang korban tsunami, yang masih mengungsi di Majlis Taklim Al Ikhlas Labuan, Pandeglang, memperoleh bantuan logistik dari para relawan.<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com