BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kecelakaan bus terguling di Banyuwangi pada Rabu (26/12/2018) jelang tengah malam menyisakan duka mendalam dan trauma bagi sejumlah penumpang yang selamat.
Salah satunya adalah Mahmudi (31), penumpang bus Titian Mas jurusan Denpasar - Surabaya, nomor polisi EA 7304 A. Dia kehilangan dua temannya yang sama-sama berasal dari satu desa, yakni Desa Bareng di Bojonegoro.
Mahmudi bercerita, mereka ber-12 adalah buruh bangunan asal Bojonegoro yang berencana pulang kampung setelah bekerja selama 10 hari di Nusa Dua, Bali.
"Memang jadwalnya sudah selesai, jadi kami pulang," kata Mahmudi kepada Kompas.com, Kamis (27/12/2018).
Baca juga: Ugal-ugalan, Bus Terguling dan Menewaskan 3 Penumpang di Banyuwangi
Menurut dia, tiket kepulangan dirinya dan belasan rekannya itu ditanggung oleh bosnya. Selepas libur tahun baru, rencananya dia dan belasan temannya akan kembali bekerja di Nusa Dua.
"Rencananya kami mau kembali ke Bali bulan Januari, tapi kayaknya enggak jadi. Kami trauma karena dua orang rekan kami meninggal karena kecelakaan," katanya.
Kacut, rekan Mahmudi menuturkan, mereka memilih bekerja di Bali karena ada tawaran untuk mengerjakan proyek pembuatan hotel selama 10 hari.
"Kami mau saja kerja ke Bali karena di desa kami kerja serabutan dan jadi buruh bangunan juga. Yang penting halal. Apalagi tiket PP ditanggung oleh bosnya. Tapi enggak nyangka seperti ini jadinya," jelas Kacut.
Baca juga: Kisah Korban Bus Terguling Banyuwangi, Sempat Ganti Bus dan Takut Tidur
Saat kejadian, Kacut mengaku duduk di bangku paling belakang dan kedua rekannya yang duduk di depannya tepat di dekat pintu belakang tewas di lokasi kejadian.
Korban tewas adalah Marwi (41) dan Ahmad Nizar Zulmi (23), keduanya masih warga Desa Bareng Bojonegoro. Kacut sendiri mengalami luka ringan di bagian wajah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.