Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pelaku yang Ditembak Mati Diduga Begal Perawat di Bandung

Kompas.com - 12/12/2018, 07:02 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi menduga, pelaku begal yang tewas ditembak Selasa (11/12/2018) tengah malam di Jalan Cisaranten Wetan, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung Jawa Barat, merupakan pelaku yang membegal korban Neng Mela Susana (33).

"Patut diduga mengingat pelaku adalah spesial pelaku curas dan curat, dan mudah-mudahan nanti akan lebih terang lagi, kami lakukan penyidikan melengkapi berita acara," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema, di RS Sartika Asih, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/12/2018).

Seperti diketahui, Neng Mela Susana menjadi korban percobaan pencurian dengan kekerasan di Jalan Soekarno Hata, Kota Bandung pada Senin (26/11/2018) sekitar pukul 23.00 WIB. Perawat yang bekerja di daerah Antapani ini pulang dibonceng suaminya menuju ke rumahnya di daerah Rancasari.

Dalam perjalanan, korban dipepet pelaku begal yang berusaha merebut tas korban.Meski tas korban gagal dirampas pelaku, namun korban jatuh dari motor dengan kepala terbentur aspal.

Korban kemudian dilarikan ke RS Al Islam dan koma selama dua hari hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia secara medis.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Dua Begal di Kota Bandung

Polisi menduga kuat bahwa kedua pelaku yang tewas diterjang timah panas di dadanya itu pelaku begal yang mencoba merampas tas korban. Dugaan itu dilihat dari pola waktu dan ciri dari perbuatan pelaku.

"Saat ini polisi masih melakukan langkah penyidikan dan melihat dari ciri perbuatan pelaku, mengarah pada hal itu, patut diduga dia pelaku di Soekarno Hatta," ujar Irman.

Diberitakan sebelumnya, AS (21) warga Cisaranten, Arcamanik Kota Bandung dan AG (22) warga Sindanglaya, Cikalong, Tasikmalaya, tewas diterjang timah panas polisi di dadanya.

Keduanya tewas lantaran berupaya melawan dan melarikan diri dari penangkapan yang dilakukan anggota Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung.

"Awalnya dua orang ini dicurigai karena kegiatannya di malam hari di sekitar Cinambo, ketika dikejar, mereka lari. Setelah ditangkap, melakukan perlawanan dan akan menganiaya anggota dengan senjata tajam, maka dengan terpaksa dilakukan tindakan tegas terukur, dua pelaku meninggal di TKP," katanya.

Dijelaskan, para pelaku ini merupakan residivis yang sebelumnya menjalani masa tahanan selama dua tahun.

Namun, baru dua minggu keluar penjara, para pelaku seakan tak kapok dan kembali melakukan tindakan kriminal.

"Pelaku spesialis pelaku curat dan curas, yang sebelumnya dua orang ini telah menjalani masa hukuman dari pengadilan, kurang lebih dua tahun. Tetapi, kurang dua minggu keluar tahanan, dia melakukan lagi curas," kata Irman.

Menurut Irman, modus yang kerap dilakukan pelaku ini dengan cara memepet korbannya, melakukan penganiayaan, hingga merampas kendaraan atau barang korban lainnya.

"Rata-rata aksinya dilakukan jam 10 malam -5 pagi," tuturnya.

Baca juga: 2 Hari Tak Sadarkan Diri, Perawat yang Jadi Korban Begal Akhirnya Meninggal

Kasatresrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai mengatakan, berdasarkan laporan, ketika dua minggu setelah pelaku keluar, kejadian pencurian dengan kekerasan kembali muncul.

Pihaknya berharap, dengan adanya kejadian ini, Bandung kembali kondusif dan aman.

Bahkan dengan berhasil dilumpuhkannya pelaku curas di Bandung, lanjutnya, polisi mendapat apresiasi dari anggota Komisi III DPR RI.

"DPR RI mengapresiasi tindakan tegas yang dilakukan Satresrim Polrestabes Bandung, Kami berharap Bandung kembali aman dan kondusif," katanya.

Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi keluar di malam hari. Pasalnya pola waktu pelaku curas di malam hari ini kerap terjadi sekira pukul 22.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB pagi.

"Sebaiknya keluar malam dikurangi, karena pelaku ini melihat dimana korbannya sendirian, tempt sepi, dan korbannya lemah, pelaku mungkin akan beraksi. Karena dia hunting, saat timing tepat barulah beraksi," tuturnya.

Kompas TV Seorang guru di Palembang Sumatera Selatan terluka akibat dibegal usai mengaji. Harta korban juga raib dirampas pelaku. Usai menjalani perawatan medis dengan wajah yang masih terluka, Supriyono melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya ke Polresta Palembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com