Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.
Sejak tanggal 4 Desember 2018 hingga Rabu (5/12/2018), kelompok separatis Egianus Kogoya masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua.
Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum berhasil dievakuasi dari Puncak Kabo.
Sementara, aparat penegak hukum dari TNI dan Polri, sampai sejauh ini mendapat perlawanan dari kelompok separatis.
Bahkan, hari ini, helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan 1 anggota terkena tembakan saat kontak senjata di Puncak Kabo.
Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi mengungkapkan, Egianus Kogoya adalah pelaku pembunuhan karyawan PT Istaka Karya yang mengerjakan pembangunan jalan Trans Papua, di Distrik Yigi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Kita Tidak Takut, Malah Makin Membara Bangun Papua
Disamping itu juga, ia mengklaim kalau Egianus bersama 40 orang pengikutnya melakukan penyerangan terhadap Pos TNI di Mbua yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Yigi, lokasi pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan.
Menurut Dax, Egianus Kogoya memiliki banyak catatan kriminal dan juga kelompok yang menentang NKRI.
“Jadi, Egianus Kogoya ini dalam catatan kita, adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal,” ungkap Dax.
Ia mengungkapkan, setidaknya kelompok ini memiliki 20-25 senjata api berstandar militer, yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.
“Sampai sejauh ini, kita terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok ini. Hanya saja, mereka sampai sejauh ini belum bisa kita tangkap,” ujar Dax.
Dax menambahkan, Egianus Kogoya telah dicap oleh TNI sebagai teroris.
“Perbuatannya mereka ini sudah lebih dari teroris. Sangat tak manusiawi. Itu para korban membangun jalan untuk membuka ketertinggalan,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.