Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Hidup Penulis "Pada Sebuah Kapal" NH Dini, Terapi Tusuk Jarum hingga Penghargaan Lifetime Achievement

Kompas.com - 05/12/2018, 09:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau NH Dini, meninggal dunia akibat kecelakaan pada hari Selasa (4/12/2018) di tol Semarang.

Menurut Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP YuswantArdi, lokasi kecelakaan berada di Jalan Tol KM 10 Kota Semarang. Mendiang NH Dini mengalami luka parah di bagian kaki dan kepala.

Tahun 2017, penulis novel dan pegiat feminisme itu mendapat penghargaan Lifetime Achievment di Bali. 

Berikut sejumlah fakta terkait kecelakaan yang merenggut nyawa sastrawan senior asal Semarang tersebut:

1. Kronologi kecelakaan yang merenggut nyawa NH Dini

Ilustrasi kecelakaan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kecelakaan.
 

Sebuah truk bernomor polisi AD 1536 JU tiba-tiba berhenti saat menanjak di tanjakan tol Tembalang. Saat itu, mobil Toyota Avanza yang ditumpangi NH Dini tepat berada di belakang truk tersebut.

Saat pengemudi truk mencoba memperbaiki dan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba truk berjalan mundur dan menghantam mobil NH Dini.

NH Dini dan sopirnya mengalami luka di bagian kaki dan kepala. Warga disekitar lokasi segera membawa NH Dini dan sopir ke RS Elizabeth, Semarang.

Pada pukul 16.30 WIB, pihak rumah sakit menyatakan sastrawan senior asal Semarang, tutup usia.

"Diduga pengemudi truk tidak bisa mengendalikan laju kendaraan, lalu berjalan mundur. Truk kemudian membentur kendaraan yang ada di belakangnya," ucap Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi, Selasa (4/12/2018).

Baca Juga: Sastrawan NH Dini Tutup Usia Akibat Kecelakaan

2. NH Dini sempat menjalani pemeriksaan MRI

Ilustrasi rumah sakitNXT Health Ilustrasi rumah sakit

Kepala Humas RS Elisabeth, Probowati Condronegoro membenarkan, NH Dini meninggal akibat kecelakaan di tol Semarang.

"Beliau meninggal dunia pukul 16.30 WIB saat berada di IGD rumah sakit Elisabeth," ujarnya.

Penulis novel "Pada Sebuah Kapal" itu sempat dirawat di ruang IGD dan menjalani MRI sebelum meninggal dunia.

Setelah itu, jenazah disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri. Rencananya, pada hari Rabu (5/12/2018) pukul 12.00 WIB, jenazah akan dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan yang Mengakibatkan Sastrawan NH Dini Tutup Usia

3. Sosok NH Dini di mata keluarga

Pemakaman.Thinkstock Pemakaman.

Sejumlah keluarga dan kerabat almarhumah mulai mendatangi kamar Jenazah RS Elisabeth Kota Semarang.

Salah satunya, keponakan NH Dini bernama Paulus Dadik. Paulus mengaku terpukul atas meninggalnya sastrawan berusia 82 tahun itu.

Sosok NH Dini di keluarga besarnya dikenal begitu tekun dan mandiri. Keluraganya sering memanggil NH Dini dengan panggilan sayang, eyang bibi.

"Terakhir kumpul itu dua bulan yang lalu. Beliau orangnya tidak mau merepotkan keluarganya. Dia menjual aset dan memilih tinggal di panti jompo," kata Paulus.

"Beliau ingin mandiri. Tekun juga, dan saya lihat suka berkebun," tambahnya.

Baca Juga: NH Dini di Mata Keponakan, Sosok yang Tekun dan Mandiri

4. Terapi akupunktur di masa tua

Ilustrasi terapicanovass Ilustrasi terapi

Paulus menceritakan, di masa tuanya NH Dini rutin melakukan terapi kesehatan. Terapi yang dipilih yaitu akupuntur. Terapi tersebut dilakukannya sepekan sekali di daerah Jalan Mataram, Kota Semarang.

NH Dini meninggalkan dua putra dan empat cucu. Anak pertama Marie-Claire Lintang dan anak kedua Pierre-Louis Padang Coffin yang merupakan animator terkenal di dunia.

Lintang saat ini tengah perjalanan pulang ke Semarang dari Bandung. Sementara Padang sedang di Perancis.

"Sepertinya tidak menunggu Padang, besok dilakukan kremasi," kata Paulus. 

Baca Juga: Sastrawan NH Dini Sempat Diperiksa MRI Sebelum Tutup Usia

5. NH Dini mendapat penghargaan Lifetime Achievment

Ilustrasi bukuThinkstock/Encrier Ilustrasi buku

Sastrawan senior sekaligus legenda hidup sastra Indonesia, NH Dini, menerima penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers & Readers Festival 2017 (UWRF).

Dini mendapatkan anugerah tersebut saat acara Gala Opening UWRF di Puri Saren Ubud, Bali, Rabu (25/10/17) malam. Penghargaan tersebut terakhir kalinya diberikan kepada mendiang Sitor Situmorang pada 2010.

Penghargaan bergengsi tersebut adalah apresiasi dari UWRF bagi para tokoh sastra Indonesia yang telah berkiprah selama puluhan tahun dan sukses memajukan dunia sastra Indonesia.

"Saya sangat bahagia bisa mendapatkan penghargaan ini karena sebelumnya penerima penghargaan ini adalah almarhum Sitor Situmorang, seorang senior yang saya hormati," ujar NH Dini usai menerima trofi dari Janet DeNeefe, pendiri dan Direktur UWRF.

"Saya telah berkiprah di dunia sastra selama puluhan tahun dan merasa sangat terhormat saya masih diingat hingga saat ini," katanya dalam keterangan tertulis yang diperoleh kompas.com dari penyelenggara UWRF, Jumat (27/10/2017).

Baca Juga: NH Dini Dianugerahi Penghargaan Lifetime Achievement dari UWRF 2017

 

6. Curahan hati Pierre Coffin, putra NH Dini

Pierre Coffin, sutradara film-film Despicable Me, berfoto bersama para Minion.Universal Pictures and Illumination Entertainment - 2010 Universal Studios Pierre Coffin, sutradara film-film Despicable Me, berfoto bersama para Minion.

Pierre Louis Padang Coffin, sutradara Despicable Me 2, adalah keturunan Indonesia. Tepatnya, dia adalah putra novelis terkemuka NH Dini dengan diplomat Perancis, Yvess Coffin.

Sutradara berusia 51 tahun itu tak menampik ketika ditanya apakah benar ia berdarah campuran Indonesia-Perancis dan putra NH Dini.

Namun, pengisi suara Minions mengakui tidak bisa berbahasa Indonesia dan tidak pernah membaca karya sang ibu.

"Sebenarnya agak aneh karena karya-karya ibu saya tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Perancis, jadi saya belum pernah membaca buku-buku klasik tulisannya. Saya tidak tahu benar persepsi orang-orang tentang ibu saya," katanya saat wawancara yang dimuat situs VOA Indonesia pada 15 Juli 2013.

Dirinya pun baru menyadari bila banyak orang yang mengagumi karya ibunya. Ia pun sedikit tahu mengenai karya ibunya dari informasi teman-teman ibunya di Perancis.

"Karena saya tidak paham kata-kata Indonesia, maka saya sering bertanya kepada teman-teman ibu saya," ucapnya.

Meskipun belum diketahui pasti apakah dirinya akan datang melayat, namun dirinya mengaku bangga menjadi putra sastrawan senior, NH Dini.

"Tentunya saya sangat bangga, tapi juga malu pada diri sendiri karena ternyata ia banyak menulis tentang kami sebagai keluarga. Saya sebenarnya sangat berkeinginan untuk membaca buku-bukunya," tambahnya.

Baca juga: Sutradara Minions Bangga dengan Karya-karya NH Dini

Sumber: KOMPAS.com (Nazar Nurdin, Andi Muttya Keteng Pengerang, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com