Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wakil Gubernur Bali Jadi Tersangka Kasus Penipuan Senilai Rp 150 M

Kompas.com - 04/12/2018, 00:02 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Khairina

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.comMantan wakil gubernur Bali Ketut Sudikerta ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang senilai Rp 150 miliar.

Penetapan Sudikerta sebagai tersangka disampaikan oleh Direktur Krimsus Polda Bali Kombes  Yuliar Kus Nugroho melalui siaran pers di Mapolda Bali, Senin (3/11/2018).

Dijelaskan Nugroho, kasus yang menyeret Sudikerta berawal pada tahun 2013 silam.

Sudikerta menawarkan dua objek tanah di Desa Balangan, Jimbaran, Kuta Selatan kepada pemilik Maspion Grup, Ali Markus. Sementara objek tanah yang sama pernah dijual ke PT Dua Kelinci.

“Padahal Maspion secara kewajiban sudah sudah memberikan hampir Rp. 150 miliar,” kata Nugroho.

Baca juga: DPP Golkar Usung Sudikerta Jadi Cagub dalam Pilkada Bali 2018

 Peran Sudikerta selanjutnya adalah mengendalikan cek atau bilyet dan membagikannya kepada seumlah pihak termasuk kepada oknum Badan Pertanahan Negara (BPN).


Pihak Maspion kemudian melaporkan penipuan tersebut ke Polda Bali pada tahun 2018.

“Dari informasi, pelapor sudah melakukan upaya persuasif karena hubungan pelapor dengan terlapor sebelumnya baik. Tapi karena tidak ada tanggapan akhirnya dilaporkan,” kata Nugroho.

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka Sudikerta belum ditahan oleh pihak kepolisian karena masih banyak rangkaian penyidikan yang harus dilakukan. Namun, Sudikerta dilarang bepergian atau dicekal keluar negeri.

“Pencekalan dikeluarkan sejak yang bersangkutan ditetapkn sebagai tersangka di hari Jumat, 30 November 2018 lalu,” kata Nugroho. 

Kompas TV Panen padi di Subak Taro Kelot Tegallalang, Gianyar, Bali terkendala cuaca buruk. Untuk mengurangi dampak kerugian panen padi dilakukan lebih awal. Memasuki masa panen petani di Subak Taro Kelod Tegallalang, Gianyar, Bali harus berupaya maksimal menyelamatkan padi miliknya. Diguyur hujan yang berlebihan serta cuaca buruk membuat sebagian besar padi rawan busuk. Untuk mengurangi dampak kerugian yang lebih besar para petani terpaksa memanen padi lebih awal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com