Teko kopi spesial untuk Togu dan Biston
Keindahan Kabupaten Huta Ginjang meleburkan semua kelelahan Togu dan Biston setelah tujuh hari menempuh perjalanan sulit dalam aksi penggalangan dana delapan rumah belajar dengan berjalan kaki.
Huta Ginjang adalah titik tertinggi pesisir Danau Toba untuk melihat seluruh permukaan kabupaten yang melingkari danau tersebut.
Tim Literasi Nusantara dan Kompas.com bersama kru lainnya dari Yayasan Alusi Tao Toba ikut melepaskan kelelahan, setelah otot kaki yang sudah begitu kencang.
Embusan angin yang sejuk membuat suasana menjadi rileks untuk bersantai sebentar.
Siang itu, seluruh tim memutuskan untuk makan siang di atas ketinggian Huta Ginjang. Pondok kayu yang baru dibangun menjadi spot utama menikmati makanan yang telah disiapkan.
Dari ujung jalan, pria berikat kepala berbaju serba hitam berlari kencang menghampiri Togu dan Biston. Satu kotak besar berlapis almunium nampak mereka bawa.
Tim pun nampak terkejut, setelah dilihat dari dekat, ternyata pria berikat kepala itu adalah Gani Silaban, seorang barista kopi dari Desa Nagasaribu yang namanya telah mendunia dari racikan kopinya.
“Horas abangku,” ucap Gani sembari berlari menghampiri Togu.
Togu pun tersenyum lebar mendapatkan sambutan hangat dari Gani. Keduanya langsung berpelukan seakan melepas kerinduan yang sudah lama tidak bertemu.
Dari koper berlapis almunium Gani mengeluarkan teko kopi spesial yang hanya ia pergunakan khusus. Teko itu baru tiga kali membuat racikan kopi, yakni untuk presiden Joko Widodo dan Dubes Amerika serikat.
“Lae, kau orang spesial, pahlawan kami yang sudah mau berjuang untuk pendidikan. Aku persembahkan kopi spesial dari teko khusus, ini baru dua kali aku gunakan,” kata Gani sembari menyeduhkan kopi untuk Togu dan Biston.
Dukungan juga diberikan Gani untuk Togu, buku bacaan langsung diserahkan kepada tim untuk dibawa sebagai kebutuhan sopo belajar Yayasan Alusi Tao Toba.
“Terimalah ini, untuk buku anak-anak. Lae luar biasa,” ungkapnya.