Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Anak Pesisir Danau Toba di Langkah Kaki Togu dan Biston (I)

Kompas.com - 29/11/2018, 07:59 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PARAPAT, KOMPAS.com - Mata hari baru saja terbit, seorang pria dengan ikat kepala menggunakan kain ulos langsung terlihat berjalan tertatih-tatih untuk mengambil sepatu di depan teras.

Pria bertubuh tegap itu tampak mengikatkan tali kedua sepatu bewarna biru berlis putih. Sambil berdiri bersama rekannya, ia pun langsung berjalan keluar.

Langkah kaki kecil sedikit demi sedikit ia tapakkan ke jalan beraspal melewati tanjakan yang berliku dan begitu terjal. Maklum, dua pria itu tak lagi bisa berjalan cepat.

Togu Simorangkir dan Biston Manihuruk telah berjalan selama enam hari untuk mengelilingi Danau Toba, Sumatera Utara, yang memiliki panjang lintasan darat sejauh 305,65 kilometer.

Perjalan yang ditempuh oleh Togu dan Biston sejak (19/11/2018) kemarin, sudah menaklukkan hampir setengah danau.

Turunan terjal dilewati Togu ketika dalam aksi jalan kaki 305,65 kilometer mengelilingi Danau Toba, Sumatera Utara.KOMPAS.com/ Aji YK Putra Turunan terjal dilewati Togu ketika dalam aksi jalan kaki 305,65 kilometer mengelilingi Danau Toba, Sumatera Utara.

Pada Senin (26/11/2018), Togu dan Biston harus berjalan lagi melewati satu kabupaten, yakni dari Balige menuju Kota Parapat, Sumatera Utara. Tantangan berat dengan kondisi kaki yang sudah beberapa kali cidera harus dihadapi dua sahabat karib itu.

Telapak kaki melepuh hingga terkilir seakan sudah menjadi masalah biasa yang dialami keduanya sejak tujuh hari terakhir, ketika menapakkan sepatu dengan kondisi aspal panas saat cuaca terik.

Bukan hanya itu, kondisi hujan lebat ikut menjadi tantangan hingga membuat kaki mereka keram dan mengkerut karena terpendam dalam sepatu yang basah.

Sesekali keduanya mengelah nafas dan meluruskan kaki di tengah perjalanan. Tim Literasi Nusantara dari Gramedia yang mengiringi aksi Togu pun menyiapkan segala keperluan untuk mengompres kedua kaki Togu dan Biston menggunakan air hangat.

Tikungan berliku yang menurun, dilewati keduanya dengan langkah kaki kecil. Satu per satu desa mereka lalui, helaan nafas lelah serta otot kaki yang kencang tampak tak diharaukan.

Mereka masih terus melangkah maju ke depan menghadapi seluruh rintangan tersebut. Semangat Togu dan Biston mengalahkan semua rasa lelah dan letih setelah tujuh hari berjalan agar mimpi anak pesisir Danau Toba bisa terwujud, yakni mendapatkan buku layak.

Bukanlah kekonyolan yang dilakukan dua lelaki kelahiran Sumatera Utara itu. Aksi jalan kaki mengelilingi Danau Toba sebagai upaya penggalangan dana untuk delapan rumah belajar yang didirikan Togu sejak 18 Juni 2009 lalu dengan nama Yayasan Alusi Tao Toba.

Meskipun harus merintangi tanjakkan yang begitu menjulang tinggi, mereka masih terus melangkah. Tak hanya tanjakan, turunan terjal pun sering mengakibatkan keduanya harus menahan berat badan agar tak terjatuh.

 

Togu Simorangkir bersama istri dan kedua anaknya ikut berjalan kaki memberikan semangat kepada Togu dalam aksi jalan kakai 305,65 kilometer mengelilingi Danau Toba untuk menggalang dana delapan rumah belajar di pesisir Danau Toba.KOMPAS.com/ Aji YK Putra Togu Simorangkir bersama istri dan kedua anaknya ikut berjalan kaki memberikan semangat kepada Togu dalam aksi jalan kakai 305,65 kilometer mengelilingi Danau Toba untuk menggalang dana delapan rumah belajar di pesisir Danau Toba.

 

Dorongan keluarga untuk semangat Togu

Sore menjelang saat memasuki Kabupaten Tapanuli Utara, satu mobil Xenia warna putih tampak terparkir di pinggir jalan. Dua anak kecil memakai jaket dan sepatu, berlari girang menghampiri Togu.

Ya, kedua anak lelaki itu adalah putra Togu, yakni Nous Hamonangan Simorangkir dan Renhar Eleazar Partonggolan Simorangkir. Keduanya sudah merindukan Togu karena sudah lima hari tak bertemu demi menjalankan misi pendidikan anak di sekitar pesisir Danau Toba.

Nous dan Bumi (panggilan Renhar) langsung memeluk Togu melepaskan kerinduan kepada bapaknya itu. Seorang perempuan berkaca mata dan berselendang ikut turun dari mobil dan terseyum lebar.

Baca juga: Cedera Tak Halangi Togu dan Biston Berjalan Kaki untuk Rumah Belajar Anak di Danau Toba

Dia adalah Chrissanty Simanungkalit yang tak lain adalah istri Togu sembari. Chrissanty tampak menggendong anak ketiga mereka, Langit Dibetania Simorangkir. 

“Bapak, bapak, Masihol au (Ayah kami kangen),” ucap Nous dan Bumi sembari memeluk Togu.

Melihat kehadiran tiga buah hati dan istrinya, kekuatan Togu seakan bertambah. Ia tanpa henti berjalan dan ditemani keluarga kecilnya itu. Mertua Togu pun ikut berjalan.

Keluarga besar ini tampak tak terlihat lelah untuk mendampingi Togu hingga sampai ke pintu perbatasan Kabupaten Tapanuli.

 

Cidera kaki keram yang dialami Togu kembali kumat ketika melakukan aksi jalan kaki sejauh 305,65 kilometer memutari Danau Toba, Sumatera Utara.KOMPAS.com/ Aji YK Putra Cidera kaki keram yang dialami Togu kembali kumat ketika melakukan aksi jalan kaki sejauh 305,65 kilometer memutari Danau Toba, Sumatera Utara.

 

Nous, putra pertama Togu yang baru menginjak usia 10 tahun, terlihat begitu akrab mendampingi bapaknya tersebut. Sebab, keduanya sering bermain badminton ketika sedang berada di rumah.

“Sekarang lagi nggak main, bapak lagi galang dana untuk sekolah. Kami dukung bapak,” kata Nous.

Togu pun tak dapat menyembunyikan ekspresi kebahagiaannya ketika disambut keluarga kecilnya itu. Putrinya, Etha langsung meminta digendong dan naik ke bahu sembari ikut berjalan.

“Tadinya Etha malu mau ngomong kangen, tapi pas di jalan bilang kangen dan minta gendong naik ke bahu,” ujar anak dari Rumondang Gultom ini sembari tersenyum lepas.

Turunan yang begitu terjal juga diakui Togu menjadi perjalanan terberat. Dorongan dari keluarga serta teman-teman yang ikut dalam aksi penggalangan dana untuk rumah belajar di sekitar Danau Toba meghilangkan semua kelelahan Togu setelah berjalan ratusan kilometer.

“Rasanya sangat senang ketika keluarga dan anak ikut datang dan mendukung. Tadi juga dibawakan makanan enak-enak. Hari ini perjalan begitu sulit, tapi semuanya bisa dilalui dan sesuai target,” jelas Togu.

 

Togu Sumorangkir memasuki garis finish di Parapat, Sumatera Utara.KOMPAS.com/ Aji YK Putra Togu Sumorangkir memasuki garis finish di Parapat, Sumatera Utara.
Rintangan berat menjelang garis finish

Suasana terik dari Kabupaten Balige begitu menyengat seakan membakar kulit. Langkah kaki Togu dan Biston masih terus melaju ke depan untuk sampai ke garis di finish di Kota Parapat, Sumatera Utara.

Kekuatan Togu seakan tak ada habisnya meski tujuh hari telah berjalan memakai sepatu yang tak berganti. Biston Manihuruk pun begitu, seluruh jari kaki yang sudah dibalut plester akibat melepuh serta pergelangan kaki yang terkilir tak pernah ia hiraukan.

Baca juga: Togu Simorangkir Penggagas Rumah Belajar Anak di Danau Toba: Jangan Remehkan Kekuatan Mimpi

Rintik hujan mulai turun dari langit, mereka masih berjalan tanpa henti dan hanya menggunakan mantel hujan dari kantong plastik, agar tetap kering untuk melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa kilometer lagi sampai ke Parapat.

Derasnya hujan makin membasahi bumi Danau Toba. Langkah kaki Togu dan Biston pun makin cepat menyelesaikan misinya.

Di tengah jalan, mendadak motor pembawa logistik harus terhenti karena mengalami putus tali gas. Andar yang mengendarai kendaraan itu harus menepi ke pinggir jalan.

 

Tim Literasi Nusantara pun harus berhenti untuk memperbaiki motor pembawa logistik. Sedangkan Togu dan Biston tetap melanjutkan jalan kaki agar sampai ke finish tepat waktu.

Melewati pasar menuju Parapat, para warga yang melihat Togu dan Biston tak hentinya terkagum-kagum karena misi keduanya berhasil, untuk menggalang dana pendidikan anak di pesisir Danau Toba.

Menjelang garis finish, bendera merah putih lambang Indonesia dikeluarkan Togu dan dikenakannya di punggung. Di ujung garis, Nous putra pertama Togu dan dua anak serta istrinya telah menunggu.

Langkah kakinya semakin cepat hingga menyelesaikan finish. Kain ulos khas tanah batak langsung dipakaikan ke Togu oleh Azas, tim Literasi Nusantara, yang menandakan misi Togu telah berhasil.

Canda dan ketawa lepas pun terlihat di wajah seluruh tim karena misi tersebut telah berjalan lancar.

“Menjelang finish, makin banyak cobaan yang dihadapi tim, tapi akhirnya kami sampai ke grais,” kata Togu.

Tak hanya kekuatan fisik, mental yang kuat juga harus ditanamkan dalam hati Togu dan Biston untuk menyelesaikan misi. Meskipun dua pekan sebelum berjalan kaki mereka telah melakukan latihan.

“Latihan hanya biasa saja, tapi ketika di lapangan sangat jauh berbeda. Cuaca dan tanjakkan terjal, di luar dugaan. Butuh mental yang kuat. Semuanya kami lakukan agar misi pendidikan anak Danau Toba mendapatkan buku layak tercapai,” ungkap bapak tiga anak ini.

Hingga misi jalan kaki selesai, Togu berhasil menggalang dana Rp 83,7 juta. Meskipun kurang dari target Rp 305 juta, namun donasi tetap dibuka oleh Yayasan Alusi Tao Toba kepada seluruh donasi untuk rumah belajar.

Perayaan ulang tahun Togu  ke 42 tahun di garis finishKOMPAS.com/ Aji YK Putra Perayaan ulang tahun Togu ke 42 tahun di garis finish

Kejutan hari ulang tahun Togu di garis finish

Otot kaki Togu di garis finish masih begitu kencang. Ia pun bersender di kursi beton yang ada di pinggir pesisir Dana Toba Simalungu, Sumatera Utara, untuk meluruskan kaki.

Hujan deras pun turun di tanah Toba membasahi bumi. Togu masih terlihat berguling untuk menarik nafas setelah letih berjalan sejauh 305,6 kilometer mengelilingi Danau Toba yang begitu indah.

Tim Literasi Nusantara dari Gramedia dan Togu akhirnya memutuskan istirahat sejenak di kantor Koramil setempat yang ada di Danau Toba. Chrissanty Simanungkalit, istri Togu, tersenyum melihat keberhasilan suaminya tersebut.

Secara diam-diam Crissanty ternyata telah menyiapkan kue untuk suami yang dicintainya itu. Sebab, Senin (26/11/2018), adalah ulang tahun Togu ke-42. Kue berbentuk bundar ditempeli dua lilin dibawa Crissanty masuk ke ruangan.

Baca juga: Perjalanan Terberat Togu dan Biston Taklukkan Danau Toba demi Rumah Belajar

Togu pria yang suka “berguyon” itu sedang asyik bercerita sepanjang perjalanan dengan salah satu anggota TNI yang melihat aksinya tersebut.

Perbincangan mereka mendadak terhenti. Togu pun terkejut melihat istrinya membawa kue ulang tahun. Senyum tipis di bibir Togu begitu terlihat. Ia pun tertawa lepas bersama anak dan istrinya untuk melepas semua rasa lelah setelah selama delapan hari mengelilingi Danau Toba.

 

Keluarga kecil ini langsung meniup lilin di kue ulang tahun Togu, memperingati ulang tahunya yang ke 42.

“Saya masih muda ya,” canda Togu.

 

Togu Simorangkir disambut tim Literasi Nusantara ketika memasuki garis finish.KOMPAS.com/ Aji YK Putra Togu Simorangkir disambut tim Literasi Nusantara ketika memasuki garis finish.

Potongan kue pertama diberikan Togu kepada sang istri. Renhar seakan tak mau kalah. Putra kedua Togu itu pun meminta kue dari bapaknya. Begitu juga dengan Nous dan Etha putri kesayangan mereka.

Melihat kegirangan keluarga Togu, seluruh tim tertawa lepas. Potongan kue pun diberikan kepada anggota TNI dan tim untuk merayakan ulang tahun Togu.

“Ciee yang ultah,” kelakar seluruh tim.

Togu adalah pria jebolan magister di Oxford Brookes University di Inggris. Ia memutuskan untuk pulang ke kampung di Sumatera Utara dan mendirikan Yayan Alusi Tao Toba agar seluruh anak dapat menikmati buku bacaan yang berkualitas.

Baca juga: Jalan Kaki Kelilingi Danau Toba, Togu Simorangkir Didukung Warga

Pendidikan anak di seputar Danau Toba untuk membaca adalah misi utama Togu, agar mereka tak hanya menempuh pendidikan di sekolah.

Berbagai bentuk misi penggalangan dana pun telah ia lakukan agar rumah belajar yang ia dirikan tetap berjalan, mulai dari berenang menyusuri Danau Toba, bersepeda dan aksi jalan kaki 305,65 kilometer mengelilingi Danau Toba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com