Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Tokoh Seputar Kasus Dahnil Anzar, Jaga jarak Menurut Ketum PP Muhammadiyah hingga Dukungan PAN

Kompas.com - 27/11/2018, 19:55 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus hukum yang menjerat Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar, mendapat perhatian dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Hal tersebut terungkap saat Jusuf Kalla berpidato dalam acara Pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Saat itu Jusuf Kalla menyebut, pilihan politik Dahnil tidaklah selalu diikuti oleh Pemuda Muhammadiyah lainnya.

Komentar pun muncul dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Haedar menyoroti bahwa khittah Muhammadiyah adalah menjaga jarak dengan pergumulan politik.

Berikut komentar menarik seputar acara pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta dan kasus Dahnil Anzar.

1. JK ingatkan cara Muhammadiyah memilih pemimpin

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzhar Simanjuntak saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/11/2018) KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzhar Simanjuntak saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/11/2018)

"Ini tahun politik, demokrasi cara kita memilih pemimpin yang baik. Saya menghargai Muhammadiyah pilih yang terbaik, bukan memilih yang paling keras atau hebat kampanyenya.

Walaupun Dahnil di pihak nomor 2 tapi tidak berarti Pemuda Muhammadiyah harus untuk ikut kebijakan politik dia," kata Jusuf Kalla, Senin.

Menurut Jusuf Kalla, Ketua Umum PP Muhammadiyah memberikan kesempatan untuk memilih yang baik, dan merupakan demokrasi yang baik.

"Demokrasi bukan angka saja tapi memajukan bangsa ini. Bukan hitung-hitungan saja, tapi memajukan bangsa ini. Itu yang menjadi hak politik masyarakat," ucapnya.

Baca Juga: Buka Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Jusuf Kalla Sempat Sindir Dahnil Anzar

2. Tanggapan Dahnil Anzar terhadap pidato Jusuf Kalla

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar dan Ketua Panitia Kemah Ahmad Fanani usai menjalani pemerimsaan Polda Metro Jaya, Jumat (23/11/2018).Kompas.com/SHERLY PUSPITA Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar dan Ketua Panitia Kemah Ahmad Fanani usai menjalani pemerimsaan Polda Metro Jaya, Jumat (23/11/2018).

Usai mendengar pidato Jusuf Kalla, Dahnil Anzar menganggap Wapres Jusuf Kalla merupakan tokoh yang bijak.

"Saya pikir pak Jusuf Kalla orang yang bijak ya selama ini menjadi orang tua kami, dan saya juga sering berdiskusi dengan beliau, dan beliau terbuka. Bahwa kami selalu mengatakan, Pak kita bisa berbeda tetapi perbedaan itu bisa menggembirakan,"katanya.

"Jadi sejatinya politik itu seperti yang disampaikan oleh pak Jusuf Kalla. Saya sebagai ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah tentu harus memastikan secara institusional seperti fatsunnya Muhammadiyah netral, tapikan secara pribadi saya tentu berbeda," katanya.

Baca Juga: Muhammadiyah, NU, dan Jusuf Kalla

3. Ketua PP Muhammadiyah bicara pergumulan politik

Bakal calon wakil presiden Maruf Amin (kiri) dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kanan)DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Bakal calon wakil presiden Maruf Amin (kiri) dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kanan)

Kasus dugaan korupsi dana kegiatan Kemah Pemuda Islam di Prambanan tahun 2017 lalu, ternyata menarik perhatian Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Haedar mengatakan, dalam politik tidak ada yang baru di Muhammadiyah. Sejak zaman KH Ahmad Dahlan hingga sampai kapan pun.

"Tidak ada yang berubah dan tidak pernah berubah, Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khitahnya, berusaha menjaga jarak dengan pergumulan politik," kata Haedar.

Baca Juga: Polisi Sebut PP Pemuda Muhammadiyah Sudah Kembalikan Rp 2 Miliar ke Kemenpora

4. Dahnil Anzar dianggap mencoreng nama Muhammadiyah

Direktur Lokataru Foundation Haris Azhar (paling kiri), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kedua dari kiri), dan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan (kedua dari kanan), di acara Diskusi Berseri Madrasah Antikorupsi Seri 23 dengan tema Mencari Capres Antikorupsi, di Jakarta, Selasa (17/7/2018).KOMPAS.com/Devina Halim Direktur Lokataru Foundation Haris Azhar (paling kiri), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kedua dari kiri), dan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan (kedua dari kanan), di acara Diskusi Berseri Madrasah Antikorupsi Seri 23 dengan tema Mencari Capres Antikorupsi, di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Ahmad Ropiq, mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah periode 2003-2006, mengatakan, Dahnil Anzar telah mencoreng organisasi Muhammadiyah.

Ahmad menganggap, Muhammadiyah sudah dikenal sebagai organisasi yang jauh dari korupsi dan menjaga kredibilitasnya.

Ahmad mendesak Dahnil untuk bertanggung jawab menyelesaikan kasus dugaan korupsi kegiatan Kemah Pemuda Islam di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

"Ini adalah pertama kali dan menurut saya, dia telah membawa Muhammadiyah dalam konteks ini. Ya, harus segera ia selesaikan dan tanggung jawab," kata Ahmad, Senin (26/11/2018), dilansir dari Antara.

Selain Dahnil, Ahmad juga menyoroti dugaan keterlibatan Ahmad Fanani, Ketua Panitia Kemah Pemuda Islam.

Ahmad Ropid mengatakan agar Fanani tidak maju sebagai kandidar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah untuk menggantikan Dahnil.

Baca Juga: Penjelasan Pemuda Muhammadiyah soal Pengembalian Rp 2 Miliar ke Kemenpora

5. Dukungan dari Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018). KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, yang hadir dalam acara Pembukaan Muktamar PP Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, memberikan dukungan kepada Dahnil Anzar.

"Semoga lulus," kata Zulkifli, Ketua MPR itu. Pernyataan Zulkifli itu pun diamini Dahnil dan peserta muktamar.

Zulkifli sempat mengibaratkan usaha Dahnil mencari kebenaran seperti yang dialami Nabi Muhammad SAW.

"Setelah jadi nabi mulai timbul masalah, fitnah. Saya kira mirip yang dialami ketum (Danil, Red). Begitu bicara nahi munkar mulai ada masalah," kata Zulkifli.

Zulkifli berharap kasus dugaan penyalahgunaan dana penyelenggaraan apel ormas kepemudaan tahun lalu itu segera selesai dengan baik, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah Kembalikan Rp 2 Miliar ke Kemenpora, Penyidikan Tetap Dilanjutkan

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)/ Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com