Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gubernur Sumut Blusukan ke Sekolah yang Terdampak Banjir dan Cari Solusi

Kompas.com - 15/11/2018, 06:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.comBanjir bandang pekan lalu menyisakan separuh badan jalan tergerus arus sungai, batang-batang kayu, dan lumpur berserak di jalanan yang dilalui Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, istrinya Nawal Lubis, dan Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution.

Rombongan ini hendak meninjau SMAN 2 Plus, SMAN 3, SMPN 6 dan SLB di Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, yang terdampak banjir.

Tak hanya sekolah-sekolah tersebut, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang berada di dalam kompleks pendidikan juga menjadi korban.

Edy memasuki beberapa ruang kelas, dia melihat para siswa duduk di lantai sambil mendengarkan pelajaran yang disampaikan.

Baca juga: Tak Puas, Gubernur Edy Rahmayadi Suruh PNS Kantongi Kertas Tupoksi ke Mana-mana

Meja, kursi, buku, dan peralatan sekolah lainnya masih terendam banjir, bahkan ada yang hanyut terbawa arus. Mata Edy lalu menangkap beberapa bagian sekolah yang berlumut dan tidak terawat.

“Bagaimana ini, plafonnya kok rendah sekali. Gedungnya juga menurut saya sudah tidak layak digunakan,” tanya Edy, kepada Bupati Madina Dahlan Hasan, Rabu (14/11/2018).

Edy kemudian menawarkan agar semua sekolah terdampak direlokasi ke tempat yang lebih aman karena banyak siswa yang nyawanya terancam akibat banjir.

“Di sini banyak siswa calon generasi muda yang terancam nyawanya, mereka harus dilindungi,” sambung dia.

Menurut Edy, pembangunan turap di sepanjang pinggir sungai bisa menjadi solusi alternatif mengantisipasi banjir.

Namun, kalau gedung tidak direlokasi, tetap saja harus direnovasi karena sekolah yang ditempati sejak 2010 tersebut sudah tidak layak.

"Tolong Pak Bupati hitung, besar biaya pembangunan benteng (turap) atau relokasi. Kalau lebih besar dari relokasi, ya lebih baik kita relokasi saja,” kata dia.

Dahlan langsung menjawab bahwa biaya pemindahan terlalu mahal, sebab selain SMAN 2 Plus, di lokasi tersebut juga terdapat banyak sekolah lain. Pembangunan turap baginya adalah solusi terbaik dan berbiaya murah.

Baca juga: Fakta Banjir Bandang Mandailing Natal, 9 Kecamatan Terdampak hingga Kunjungan Edy Rahmayadi

“Maaf Pak Gubernur, menurut kami, pembangunan benteng sudah cukup mengantisipasi banjir. Nanti akan kami buat kalkulasinya, mana yang lebih baik,” ujar dia.

Usai menyerahkan tali asih kepada para siswa dan keluarga korban meninggal banjir dan longsor di Madina, Edy bergerak menuju SDN 127 di Desa Pagur, Kecamatan Panyabungan Timur.

Bangunan sekolah ini berada di atas tebing yang terancam runtuh karena longsor. Kembali dia menawarkan untuk merelokasi beberapa ruang kelas dan membangun turap penahan sisi tebing.

Setelah itu, dia melihat ruas jalan lintas timur Sumatera (jalinsum) di Kota Nopan, yang sempat terputus.

Masyarakat diminta sabar

Sewaktu memimpin rapat koordinasi penanganan banjir dan longsor di Madina, gubernur meminta segera dilakukan penanganan supaya aktivitas masyarakat kembali normal dan para korban tidak menderita lebih lama.

“Jangan ditunda-tunda, karena kebutuhan rakyat tidak bisa ditunda,” ujar Edy.

Dirinya juga meminta masyarakat tetap bersabar, sebab penanganan dampak banjir tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti pemulihan jalur transportasi yang membutuhkan waktu lama.

“Semua ada prosesnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya harap masyarakat bersabar,” kata dia lagi.

Edy mengingatkan para pejabat terkait untuk menempatkan petugas di sepanjang jalur alternatif supaya dapat membantu dan mengarahkan pengguna jalan ketika ada masalah.

Baca juga: Semangati Korban Banjir, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Bilang Malam Ini Saya Bersama Kalian

“Jangan sampai ada ‘Pak Ogah’ di situ, jangan menambahi beban masyarakat yang sudah menderita. Saya ingatkan lagi, segera direalisasikan, jangan biarkan para korban berlama-lama di pengungsian,” tegas dia.

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, banjir yang terjadi meremdam beberapa kecamatan, banyak sekolah, dan beberapa ruas jalan terputus akibat tergerus arus Sungai Batang Gadis.

Untuk mengatasi, pihaknya terpaksa menggunakan sawah warga untuk dijadikan jalan alternatif. Tapi, tidak bertahan lama, karena kontur tanahnya sangat lembut.

"Berapa banyak batu dan tanah yang ditimbunkan, akan kembali amblas begitu dilewati kendaraan. Saya minta bantuan gubernur supaya dapat menggunakan besi-besi bekas yang tak terpakai. Nanti akan disusun di atas permukaan jalan supaya tidak mudah amblas,” kata Dahlan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com