Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Parkir Dadakan, Upaya Meraup Rezeki dari Lokasi Tes CPNS...

Kompas.com - 14/11/2018, 11:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Penyelenggaraan rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ternyata menjadi ladang rezeki tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tes CPNS 2018.

Misalnya Arifin, seorang warga Wirobrajan di Kota Yogyakarta, yang kecipratan pundi-pundi rupiah setelah membuka lahan di halaman rumahnya sebagai tempat parkir dadakan. Tidak jauh dari kediamannya, terdapat Gedung Siti Khadijah di dekat SMA Muhammadiyah 7 yang digunakan sebagai lokasi tes beberapa kementerian.

Panitia penyelenggara seleksi memang sudah memberitahukan sejak awal bahwa mereka tidak menyediakan lahan parkir bagi peserta yang datang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Peserta pun diimbau untuk datang menggunakan kendaraan umum yang tidak memerlukan lahan parkir. Meski demikian, ada saja peserta yang datang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.

Atas dasar inilah, beberapa lahan parkir dadakan di sepanjang Gang Antasena bermunculan. Lahan parkir ini dikelola oleh masyarakat setempat, Arifin merupakan salah satunya.

Baca juga: Tes Karakteristik Pribadi Jadi Momok Menakutkan bagi Pelamar CPNS 2018

Saat ditemui Kompas.com di tempat parkir kendaraan, Arifin yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang sablon kaus, mengaku menyulap halaman rumahnya menjadi lahan parkir karena melihat peluang di depan mata.

Ia dibantu beberapa pemuda setempat mengelola lahan parkir dadakan untuk mengeluarkan dan merapikan kendaraan peserta tes CPNS yang tidak disediakan lahan parkir oleh panitia.

"Setiap hari bisa sampai 160-an motor," ujar Arifin saat ditemui Selasa (13/11/2018) siang.

Motor peserta tes CPNS yang terprkir di lahan milik Arifin.Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella Motor peserta tes CPNS yang terprkir di lahan milik Arifin.
Tarif parkir yang dibebankan kepada para pemilik kendaraan lumayan mahal. Sebuah sepeda motor harus membayar Rp 5.000 jika menitipkan kendaraannya di tempat Arifin dan tempat lainnya.

"Tadinya kami pasang tarif Rp 3.000, tapi terus ada yang protes, karena mereka mematok Rp 5.000, minta disamakan," kata Arifin.

Harga ini sebenarnya tidak seberapa dibanding ketiadaan lahan parkir yang disediakan panitia yang pasti akan sangat menyusahkan peserta yang datang membawa kendaraan pribadi.

Usaha ini memberikan tambahan pemasukan yang lumayan besar. Jika satu hari diasumsikan terdapat 150 motor yang masuk, maka ada Rp 750.000 uang yang terkumpul. Apalagi, jika tes di dekatnya diadakan empat shift dalam beberapa hari.

Meskipun pagi hingga sore sibuk mengurus parkir dadakan, pekerjaan aslinya sebagai tukang sablon kaus tidak ia lewatkan.

"Jaga ini kan pagi sampai sore saja, saya biasa ke konveksi malamnya. Jadi semua tetap bisa diatur," ucap Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com