Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Belajar Gratis Saab Shares, Berawal dari Ulang Tahun Remaja 16 Tahun (1)

Kompas.com - 30/10/2018, 20:39 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak perlu usia yang cukup dewasa untuk dapat berguna bagi orang banyak dan lingkungan sekitar.

Setidaknya kalimat tersebut cukup untuk mendeskripsikan Sabrina Bensawan dan idenya untuk membuat rumah belajar Saab Shares.

Empat tahun silam, Sabrina baru menginjak usia 16 tahun saat memutuskan untuk bisa membantu anak-anak kurang mampu agar mendapatkan pendidikan dan pembelajaran yang layak.

Berawal dari ide yang diberikan ibundanya untuk berbagi, Sabrina bersama adiknya, Elena Bensawan, yang saat itu baru berusia 14 tahun merasakan hal tersebut bagaikan candu.

"Jadi ini didirikan pas aku umur 16 tahun. Dulu ada istilah sweet sixteen birthday. Mama kasih ide gimana kalau teman kamu datang jangan ada yang bawa kado tapi kalau memang mereka maksa mereka boleh bawa uang cash. Nah cash itu kita belanjain buat kakek nenek di panti lansia. Dari situ titiknya aku ngerasa enggak bisa berhenti (berbagi)," ujar Sabrina saat berbagi kisahnya kepada Kompas.com pada September lalu.

Selepas pengalaman berbaginya bersama para lansia, Sabrina dan Elena mulai menjajaki tempat lainnya untuk berbagi.

Bermodalkan uang 5 juta rupiah, Pendiri Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam. Mereka punya mimpi untuk bisa membantu anak-anak kurang mampu dari segi pendidikan.KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI Bermodalkan uang 5 juta rupiah, Pendiri Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat, Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam. Mereka punya mimpi untuk bisa membantu anak-anak kurang mampu dari segi pendidikan.

Keduanya mulai mendatangi beberapa tempat di kolong jembatan di daerah Plumpang dan Kapuk di Jakarta Utara. Keduanya pun mendukung organisasi atau komunitas yang memberikan pengajaran kepada kaum kurang mampu.

"Lalu kami selanjutnya ke kolong jembatan dan lainnya. Intinya kami berdua, di situ kami mendukung satu organisasi juga yang sudah ada bimbingan belajar di sana," tuturnya.

Perjalanan keduanya pun tak mulus untuk dapat membantu anak kurang mampu dengan pendidikan yang layak. Bahkan halangan tersebut sering datang dari orangtua anak-anak yang diajar.

"Saat di sana (kolong jembatan) ada 1 hal yang saya enggak bisa cerna. Pas kami memberikan pengajaran di sana, ibu dari salah satu anak malah marahin kami dan bilang 'kamu ngapain ngasih pendidikan gratis? Mending anak saya ngamen. Gara-gara kalian, anak saya enggak bisa dapat duit," ucap dara 20 tahun ini menirukan perkataan tersebut.

Bermodalkan Rp 5 juta

Dengan modal Rp 5 juta, Sabrina dan Elena berani mengontrak sebuah rumah minimalis di Jalan Dolar, RT 011/RW014, Kapuk, Cengkareng, Kota Jakarta Barat.

"Dari awal banget kami di sini. Kami punya Rp 5 juta, kami cari untuk ngontrak itu nekat banget. Bahkan guru kami ngerasa ide kami enggak masuk akal," ungkap Sabrina.

Di dalam bangunan bercat putih biru tersebut, Rumah Belajar Saab Shares dibagi menjadi beberapa ruangan.

Ruang belajar, ruang baca, dan dapur. Keseluruhannya dihias berbagai hiasan dan perlengkapan yang menarik anak-anak dan tempatnya dibuat senyaman mungkin.

Seperti di ruang musik, terdapat berbagai alat seperti angklung, keyboard, gitar yang dengan bebas dapat digunakan oleh anak-anak.

Saat baru mendirikan rumah ini, Saab Shares baru memiliki 6 anak yang berminat untuk belajar. Kini, rumah itu sudah menampung lebih dari 80 anak dan terus bertambah.

"Kami pertama mulai dengan 6 anak. Enam anak ini kami bagi-bagi brosur, anak sekitar sini audisi langsung masuk semua. Jadi kami punya goal, apapun yang kami lakukan dalam bidang sosial ini, maupun kami bagi sama orang, kami mau all out, berikan yang terbaik. Akhirnya enam anak ini berubah, orangtua mereka ngomong sama saudaranya, tetangganya," lanjut Elena.

Bersambung ke halaman dua

 

Suasana Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat. Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam agar bisa membantu anak-anak kurang mampu di lingkungan itu dari segi pendidikan.KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI Suasana Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat. Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam agar bisa membantu anak-anak kurang mampu di lingkungan itu dari segi pendidikan.
Putuskan rantai kemiskinan

Dengan mendirikan Saab Shares, kedua dara manis ini bertekad untuk memutuskan rantai kemiskinan. Mereka lalu memastikan bahwa para anak yang diberikan pengajaran mendapatkan dukungan penuh dari keluarga yang mayoritas kurang mampu.

"Dari awal, fokus kami itu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan wanita. Kenapa ketiga itu, karena kami percaya ketiganya krusial memutuskan rantai kemiskinan. Kami percaya bahwa pemberdayaan wanita kami perlu ibu yang baik untuk men-support anak agar menjadi sukses," imbuh Sabrina.

Keduanya mengakui bahwa bertekad membangun rumah belajar adalah hal yang sulit. Namun yang sulit adalah memastikan anak-anak itu pasti berubah dan memiliki nasib yang lebih baik.

"Jadi itu sesuatu yang challenging. But anything is good. Orang-orang awalnya memang bilang itu enggak mudah. Aku rasa kami harus tetap konsisten, pegang teguh tujuan dari awal dan engga boleh berganti-ganti," ungkapnya.

Saab Shares selalu dipastikan untuk menjadi rumah belajar yang positif bagi anak-anak. Dari awal, tujuannya adalah untuk memberikan manfaat jangka panjang.

Tak sekadar memberikan bantuan secara finansial dan materil lantas selesai.

"Jadi kami mau bantu tuh sesuatu yang memberikan dampak bahwa anak ini akan berubah. Makanya kami komitmen mau bikin rumah belajar. Kami mau didik anak-anak ini untuk bisa jadi anak berprestasi. Bukan cuman kasih mereka bingkisan, kasih mereka makanan terus pulang," tutur Elena.

"Kami mau ubah gaya berpikir anak-anak ini, ibu-ibu ini. Bahwa pendidikan itu penting. Kami ingin memutuskan rantai kemiskinan mereka. Karena dalam pikiran mereka, misalnya anak pemulung bakal jadi pemulung lagi. Kami mau memutus rantai itu. Mungkin bisa jadi arsitek, pengacara, insinyur, apa pun itu, tapi jauh lebih baik," tutur gadis berusia 18 tahun itu.

Suasana Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat. Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam agar bisa membantu anak-anak kurang mampu di lingkungan itu dari segi pendidikan.KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI Suasana Rumah Belajar Saab Shares, di Cengkareng, Jakarta Barat. Sabrina dan Elena mendirikan rumah belajar itu empat tahun silam agar bisa membantu anak-anak kurang mampu di lingkungan itu dari segi pendidikan.
Pembentukan karakter

Tak hanya pelajaran akademis seperti di sekolah pada umumnya, di rumah belajar ini anak-anak dipastikan untuk dapat dibangun karakter dan moralnya.

Anak-anak ditanamkan agar nantinya bisa mandiri secara finansial namun tetap memiliki sikap dan perilaku yang baik.

"Peubahan yang kita cari bukan masalah akademis tapi karakter. Tapi bagaiman anak bisa mandiri secara finansial, dan membanggakan indonesia. Bagaimana membanggakan indonesia, belajar yang rajin dan juga menghargai perbedaan," kata Elena.

Menghargai perbedaan adalah salah satu hal yang paling fokus untuk dipupuk terhadap anak-anak.

"Perbedaan itu penting sekali. Kita didik mereka supaya kalau mereka jadi usahawan, kerja di kantor, mereka siap toleran dengan perbedaan, kreatif, sehat rohani dan jasmani," tuturnya.

Untuk itu, para pengajar dan asisten di Rumah Belajar Saab Shares selalu diseleksi agar dianggap tepat untuk belajar dan mendampingi para anak.

100 persen gratis

Karena diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, hingga saat ini pendidikan Saab Shares gratis.

Bermodalkan pendaftaran dan interview yang cukup selektif anak-anak bisa belajar dan menikmati fasilitas di Saab Shares.

"Ini 100 persen gratis. Tapi setiap interview, kami pancing. Yang selalu kami pancing dari anak dan ibunya mereka niat belajar atau enggak. Kami coba lihat dari gesture mereka," tukas Sabrina.

"Sekarang kami setiap hari Rabu ada buka pendaftaran. Ada percobaan 3 kali tapi sebelumnya kami suruh isi formulir, interview dulu ibu dan anak. Abis itu kami kasih seragam. Ada tahap-tahapnya," tutup mahasiswa Raffles College ini.

BERSAMBUNG: Rumah Belajar Gratis Saab Shares, Berawal dari Ulang Tahun Remaja 16 Tahun (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com