Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesparani Katolik Nasional Diharapkan Jadi Ajang Kampanye Perdamaian

Kompas.com - 28/10/2018, 07:55 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Krisiandi

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Gubernur Maluku, Said Assagaff mengungkapkan penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional Pertama di Kota Ambon tidak hanya sebatas untuk meningkatkan ketakwaan umat kepada Tuhan, tetapijuga sebagai bentuk kampanye perdamaian untuk Indonesia dan dunia.

“Bagi kami even ini adalah kampanye dan provokasi perdamaian Indonesia dan dunia yang berwujud dalam solidaritas umat beragama untuk semua tindakan dehumanisasi yang masih terjadi di berbagai belahan dunia,” ungkap Said saat menyampaikan sambutannya dalam acara pembukaan Pesparani Katolik Nasional Pertama di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (27/10/2018).

Said menjelaskan, semangat pemerintah provinsi Maluku untuk menyelenggarakan Pesparani Katolik Nasional di Ambon tidak lepas dari suksesnya penyelenggaraan MTQ Tingkat Nasional dan Pesparawi tingkat nasional di Kota Ambon beberapa tahun silam.

Baca juga: Buka Pesparani Katolik Nasional, Jonan Sampaikan Pesan Presiden

“Sukses menyelenggarakan MTQ Nasional ke 24 tahun 2012 dan Pesparawi Nasional tahun 2015 lalu memacu kami untuk juga menyelenggarakan pesparani ini,” ujarnya.

Dia menjelaskan, selama sepekan ke depan, Kota Ambon akan bergema dengan harmoni berupa pujian, paduan melodi dan syair yang indah bagai simfoni para malaikat yang memuji keagungan Tuhan.

Seluruh kumandang pujian itu kata dia akan dilantunkan dalam semangat kebangsaan penuh kekeluargaan.

“Seluruh kumandang puji itu dilantunkan dalam semangat kebangsaan sambil merajut perdamaian dan persaudaraan karenanya menjadi Maluku berarti meresapi nilai Pancasila dalam akar budaya bangsa Indonesia yang mejemuk,”ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga, Said menyampaikan bahwa dalam falsafah budaya orang Maluku hidup orang basudara (bersaudara) adalah suatu bentuk hikmat tertinggi masyarakat. Konsep itu kata dia terintegrasi dan sepenanggungan dalam saling memberi tanpa pamrih.

“Falsafah kami orang Maluku seperti potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng di pata dua dan istilah lokasl lainnya," kata Gubernur. 

Baca juga: Bupati Asmat Kirim Kontingen ke Pesparani Katolik Nasional Pertama di Ambon

"Hakikatnya tidak lain untuk memperkuat keragaman seperti cerminan dalam tema pesparani katolik nasional pertama yakni membangun persaudaraan sejati dari Maluku untuk Indonesia,” lanjut Said.

Dia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah dan berbagai pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan tersebut di Kota Ambon.

“Paling tidak kegiatan ini bisa dijadikan kado yang indah di ujung tugas dan tanggung jawab kami sebagai gubernur dan wakil gubernur Maluku yang akan berakhir masa jabatannya pada maret 2019 mendatang,” harapnya.

Kompas TV Kesenjangan juga terjadi pada pertumbuhan kawasan ekonomi baru di Timur, Maluku, Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com