PURBALINGGA, KOMPAS.com - Sekitar 40 komunitas pemuda yang tergabung dalam aliansi kemanusiaan di Purbalingga, Jawa Tengah bersatu menghimpun donasi untuk korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Bermacam kegiatan digelar oleh anak-anak muda ini, Sabtu (6/10/2018) sejak pukul 15.00 WIB di Alun-alun Purbalingga.
Koordinator aksi, Gunanto Eko Saputro (34), mengatakan, aliansi kemanusiaan itu terdiri dari komunitas relawan, komunitas otomotif, komunitas pecinta hewan, fans club, pelajar, seniman dan pecinta kopi.
Puluhan komunitas tersebut mendirikan booth, menggelar aksi pertunjukan, hingga turun ke jalanan untuk menghimpun donasi dari ribuan pengunjung yang tumpah-ruah di alun-alun.
Salah satu yang unik adalah keberadaan booth “Kopi Donasi”. Sejumlah barista dari kedai kopi menyajikan berbagai produk kopi lokal Purbalingga. Seluruh hasil penjualan nantinya akan disumbangkan kepada korban bencana.
“Dari hasil aksi kemarin, kami berhasil menghimpun total Rp 63.731.000. Selain uang tunai, banyak donatur yang memberikan bantuan susu, popok dan logistik permakanan,” kata Gunanto.
Tak hanya kopi, para relawan juga menggelar berbagai macam lelang produk lokal, seperti batik hingga sepatu asli Purbalingga. Rencananya, tutur Gunanto, seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada korban di Sulteng melalui lembaga Aksi Cepat Tanggap.
Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi yang turut serta dalam aksi tersebut mengapresiasi langkah para pemuda yang dinilai kreatif. Bahkan, dirinya mengaku akan mengadopsi gagasan pengumpulan donasi serupa kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah kabupaten.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena ternyata diinisiasi oleh generasi milenial. Dalam waktu dekat, saya akan bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk mengumpulkan donasi serupa di lingkungan ASN,” katanya.
Sebagai daerah yang masuk dalam lingkaran cincin api, Purbalingga juga memiliki kerawanan akan bencana alam. Sebut saja erupsi Gunung Slamet, luapan Sungai Klawing, hingga longsor dan kekeringan.
“Kami sudah mengantisipasi kerawanan tersebut dengan program desa tanggap bencana. Diharapkan dengan program ini, penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana dapat sadar akan ancaman dan melakukan langkah antisipatif agar tidak jatuh korban jiwa,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.