Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascagempa Sulteng, PMI Buat Program Bantuan Berkelanjutan 20 Bulan

Kompas.com - 04/10/2018, 12:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana gempa yang diikuti gelombang tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah pada akhir September lalu menghancurkan bangunan juga tatanan kehidupan masyarakat.

Selain rumah hancur, trauma psikologis dan kehidupan pengungsian yang harus dihadapi masyarakat terdampak bencana juga harus kembali memulai hidup dari awal.

Untuk itu, Palang Merah Indonesia (PMI) akan memberikan bantuan berkepanjangan di Sulawesi Tengah hingga 20 bulan lamanya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Manajemen Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi saat dihubungi Kamis (4/10/2018).

"Kami 20 bulan, operasi kami ya, hampir dua tahun nanti," kata Arifin.

Selama operasi itu berlangsung, terdapat berbagai program yang akan dilakukan PMI dalam rangka memulihkan kondisi Palu dan Donggala pasca-gempa dan tsunami yang memporak-porandakan wilayah mereka.

"Kami mau ada program-program membangun ketahanan, membangun ketangguhan, ada livelihood, mata pencaharian, jadi kompleks ya. Termasuk promosi ketangguhan masyarakat terhadap bencana gempa itu kami satu paket lengkap," ujar Arifin.

Baca juga: Bayi-bayi "Perkasa" di Tengah Pengungsi Gempa, Tersenyum di Tengah Petaka

Jadi, bentuk bantuan yang diberikan PMI tidak terbatas pada layanan kesehatan pasca-bencana di barak-barak pengungsian, tapi juga bantuan pemulihan keadaan dan pendidikan kebencanaan secara mendalam.

Saat ini sudah lebih dari 250 anggota PMI dari berbagai daerah berada di titik-titik pengungsian Palu dan Donggala.

"Sebanyak 250 lebih sudah di sana, banyak sudah, mayoritas dari Sulawesi, tapi kalau untuk medis kami mobilisasi dari Solo, dari Bogor, dari RS PMI Bogor dan RS PMI Solo," ujar Arifin.

Arifin menambahkan, tim medis dari PMI berjumlah enam tim dengan dibekali 15 mobil ambulans.

Mereka ada yang bertugas di barak-barak pengungsian, ada juga yang melakukan klinik keliling, mengunjungi masayarakat yang membutuhkan pertolongan di Palu, Donggala, dan Sigi.

Tenaga medis yang dikirim terdiri dari dokter, perawat, fisioterapi, farmasi, dan lain sebagainya. Arifin menyebut, tugas utama PMI bukan selain menyembuhkan mereka yang sakit, tetapi juga menjaga mereka yang masih sehat untuk tidak ikut sakit.

Sejauh ini, kebanyakan pengungsi mengalami gangguan kesehatan seperti diare dan ispa. Kondisi masyarakat di pengungsian saat ini sangat membutuhkan pasokan makanan, air bersih, dan pakaian.

"Makanan, pakaian, air, itu kebutuhan dasar yang masih mereka harapakan, karena kalau gempa saja kan mungkin ada beberapa pakaian yang masih bisa dipakai, diambil. Tapi kalau sudah tersapu tsunami kan nggak bisa," ucap Arifin.

Ada pun korban yang mengalami luka parah, seperti patah tulang, akan dirujuk ke rumah sakit yang ada Makassar dengan menggunakan helikopter dari PMI.

Saat ini, setidaknya dua heli milik PMI sudah dikerahkan untuk mobilisasi pasien di lokasi bencana, baik dari Palu ke Makassar dan sebaliknya.

...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com