Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Aksantara ITB Raih Juara 2 Kompetisi Pesawat Tanpa Awak di Turki

Kompas.com - 03/10/2018, 22:17 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Tak lama berselang, gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu. Hotel Roa Roa tempat Petra dan timnya menginap roboh.

Dosen pembimbing tim rotary wing, Widyawardhana Adiprawita menambahkan, lokasi kompetisi acara yang digelar pada tanggal 28 September 2018 ini dilakukan di IGA (Istambul Gran Airport).

Dalam penyelenggaraannya, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan datang langsung menyaksikan kompetisi internasional ini.

Sementara itu Tim Rotary Wing Rhenetou Virginio mengatakan bahwa proses seleksi yang dilakukan panitia Tubitak dinilainya sangat detil.

"Proses analisis sangat diperhatikan dengan detail, jadi kami menerapkan proses enginering baik sebagai latihan kami maupun sebagai mahasiswa. Ilmu kami terapkan secara detail dan terstruktur dan analisa ini kami masukkan dalam laporan pada panitia lomba," tuturnya.

Baca juga: Tenant Binaan ITB Raih Penghargaan Kompetisi Wirausahawan Mandiri

Hasilnya dua laporan pun lolos dan tim Aksantara pun dapat berlomba dalam kompetisi internasional itu.

"Laporan pertama konseptual desain, analisis awal, apa saja yang digunakan dan diterapkan. laporan kedua analisis lebih lanjut dari laporan pertama, implementasi dan bagaimana hasil dari misi tersebut," jelasnya.

Dalam misi kategori rotary wing (RW) ada tiga misi yang harus dijalankan, yakni pertama, menerbangkan UAV RW melalu lintasan yang telah dibuat dengan tambahan looping 360 derajat.

Pada misi ini, wahana RW harus diterbangkan langsung oleh seorang pilot baik dengan cara terbang visual atau FPW.

Kedua, membawa payload dan memasukannya ke dalam kotak payload dropping mechanism (PDM).

Pada misi ini, wahana UAV harus terbang otomatis tanpa dikendalikan pilot. Mekanismenya yaitu menentukan waypoint dan posisi GPS sebelum wahana terbang.

Ketiga, mengambil kotak PDM dengan terbang mekanisme otomatis tanpa pilot untuk meletakan suatu benda ke lokasi target yang sama dengan misi kedua.

"Tim kami mendapatkan peringkat kesembilan," terangnya.

Pembuatan dua pesawat tanpa awak ini menghabiskan biaya hingga puluhan juta rupiah.

"Untuk rotary wing sekitar 23 juta, untuk fixed wing 16 juta, total keseluruhan dana yang dikeluarkan sekitar Rp.39 juta. Ini memang mahal di komponen sistem," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com