Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Meysa dan Meyka, Bayi Kembar Siam Dempet Perut asal Gunungkidul

Kompas.com - 03/10/2018, 10:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Rombongan Wakil Bupati Gunungkidul Yogyakarta Immawan Wahyudi mendatangi rumah sederhana di Pabregan, Desa Sumberejo, Kecamatan Semin.

Saat didatangi rombongan, tampak Eka Handayani (27) tengah menggendong dua anaknya yakni Meyka Sahyana dan Meysa Sahyana.

Tak seperti bayi kembar kebanyakan, Meyka dan Meysa memang memiliki situasi khusus. Keduanya adalah bayi yang mempunyai kelainan kembar siam atau dempet.

Saat digendong ibunya, salah seorang diantara bayi itu tampak tertidur pulas sementara yang satunya tampak terjaga.

Kedua bayi kembar ini merupakan anak kedua dari pasangan Eka dan Ari Sahyana (28). Putra pertama mereka dalam kondisi normal dan saat ini telah berusia 4 tahun.

Saat masa awal kehamilan Meyka dan Meysa, Eka mengaku tak ada hal ganjil yang dirasakannya. Ia secara rutin memeriksakan diri dan mengecek kehamilannya.

Baca juga: Kembar Siam dari Bhutan Akan Jalani Operasi Pemisahan di Melbourne

 Menginjak umur kehamilan 5 bulan, ia mulai merasakan ada yang tidak beres. Bayi dalam kandungannya dirasa tidak aktif. Kejanggalan tersebut juga dirasakan oleh bidan yang menanganinya ketika memeriksakan diri ke puskesmas.

Ia lantas diarahkan untuk melakukan USG mengingat bayi yang dikandungnya terlalu besar.

Saat USG di Rumah Sakit Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten diketahui anaknya dempet. Setelah beberapa bulan, akhirnya keduanya dilahirkan di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta 14 Mei 2018.

Meysa dan Meyka dempet dari badan bagian depan dengan kaki menempel satu. Masing-masing memiliki kaki, tetapi yang dua kaki jadi satu. Seluruh organ dalamnya dua kecuali usus besar.

"Setiap hari normal biasa anaknya,"kata Eka kepada Immawan Selasa (2/10/2018)

Kemungkinan operasi akan dilakukan setelah pemeriksaan ketika menginjak usia 6 bulan. Nantinya akan dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap keduanya.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, kedatangannya ini untuk memastikan pelayanan kesehatan didapatkan kedua anak ini.

Immawan mengaku, mendapatkan informasi kondisi bayi kembar siam dari sejumlah warga, dan juga media sosial. Orang tua kedua anak ini memang tidak membolehkan ketika sejumlah jurnalis mendatangi rumahnya seminggu yang lalu.

"Senang bahwa ada kepedulian banyak pihak, begitu ada warga kesusahan kita turut meringankan. Sebisanya membantu dan rasa turut kepedulian simpati perlu disebarluaskan,"ucapnya.

Immawan mengatakan, pihaknya tidak ingin keluarga ini berjuang sendirian. Sehingga dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk meringankan beban.

"Bantuan dari Dinas Kesehatan mengenai penanganan selama di ruma dan Dinas Sosial untuk pemberian kartu Indonesia Sehat kepada keduanya (Meyka dan Meysa). Akta kelahiran juga sudah didapatkan,"ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, kedatangannya juga untuk memastikan langkah lanjutan. Sejauh ini telah dipastikan pihak keluarga sudah memiliki kartu jaminan kesehatan.

"Kedatangan kami untuk memastikan KIS ada dan bisa digunakan untuk pemeriksaan,"ujarnya.

Untuk upaya lanjutan pihaknya masih menunggu koordinasi dengan pihak RSUP Dr Sardjito. Sebab, selama ini penanganan langsung dipantau dokter RS Dr Sardjito.

"Nanti manut (ikut) dengan RS Sardjito yang dari awal lahir tindakan medis dari tim RS Sardjito,"ucapnya. 

Kompas TV Kondisi bayi kembar siam yang didiagnosa memiliki dua kepala, tiga tangan, dua kaki, berangsur membaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com