Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Gerbong Maut" di Bondowoso...

Kompas.com - 01/10/2018, 19:12 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Penderitaan tawanan bertambah ketika di sini. Posisi gerbong yang terbuat dari seng berada tepat di bawah sinar matahari tanpa adanya penutup. Udara pengap dan panas jelas dirasakan, apalagi kondisi gerbong tertutup.

Perjalanan mulai berlanjut menuju Jember, setelah rangkaian dari Banyuwangi datang. Sepanjang perjalanan Kalisat menuju Jember muncul teriakan dari dalam gerbong. Beberapa tawanan mulai berteriak dan menggedor-gedor gerbong meminta akses ventilasi udara.

Pukul 10.30 WIB, Suasana dalam gerbong semakin terdengar. Suara cakaran ke dinding dan teriakan semakin menjadi-jadi.

Harian Kompas edisi 23 November 1992 menjelaskan, Perjalanan dari Bondowoso hingga Surabaya berjarak sekitar 240 kilometer. Perjalanan itu ditempuh selama kurang lebih 13 jam di bawah terik matahari yang ganas.

Gerbong-gerbong tertutup rapat, para "tawanan" tidak diberi makan dan minum. Panasnya udara di dalam gerbong barang tidak terbayangkan.

Pihak Belanda tak menghiraukan keadaan itu dan tetap melanjutkan perjalanan. Suara tawanan seketika hilang ketika kereta berada diantara Bangil dan Sidoarjo.

Pukul 19.30 kereta sampai di Wonokromo Surabaya. Ketika gerbong dibuka, sebanyak 90 orang pingsan dan beberapa meninggal dunia. Sepuluh orang lainnya dalam kondisi masih bisa bergerak, walaupun kondisinya kurang baik.

Jumlah korban

Setelah melalui penyelidikan lanjutan, sebanyak 40 orang dinyatakan meninggal dan 60 orang lainnya bisa diselamatkan. Gerbong pertama dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang semua meninggal. Gerbong tersebut merupakan gerbong baru.

Kemudian dari 29 orang yang ada di gerbong kedua, dua orang meninggal, sedang 33 orang yang ada di gerbong ketiga masih hidup semua. Setelah evakuasi terakhir, korban yang meninggal mencapai 46 orang.

Sejak saat itulah, peristiwa tersebut mendapat julukan gerbong maut. Banyak pejuang bangsa yang ditawan Belanda meninggal dalam gerbong tersebut.  Sebagai peringatan, di Alun-alun Kota Bondowoso dibangun Monumen Gerbong Maut.

...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com