Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadran dan Ider Ider Tulang Dinosarus di Cirebon

Kompas.com - 01/10/2018, 09:14 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

Ogoh Ogoh

Keadaan ini jauh berbeda dengan ketika masyarakat Bali yang  beragama Hindu mengawali perayaan tahun saka sebelum Nyepi, dengan pawai ogoh ogoh dan ibadah.

Meski telah jauh dari kampung halaman mereka, pawai ogoh ogoh yang digelar di Monas (Monumen Nasional), Jakarta Pusat, tanggal 15 Maret 2010, misalnya, tetap memiliki konteks.

Di Bali, pawai ogoh ogoh menjadi peristiwa parwisata yang ditunggu wisatawan lokal dan asing, dan tentu saja mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit. Di Cirebon, pawai ider ider dalam nadran, belum menghasilkan pendapatan berarti.

Menurut Mustaqim, sebenarnya pawai ider ider ini jika penyelenggaraannya bisa dikelola dengan baik, target pendapatan sekaligus syiar Islam yang ramah dan kreatif ini bisa dicapai maksimal. Tentu saja jika peristiwa ini dirancang jauh hari, dengan sistem pengamanan dan ketertiban yang memadai.

“Kalau soal perubahan tampilan pad a ider ider, enggak masalah, tetapi tetap pada konteksnya, dan bisa diperkaya misalnya dalam konteks kritik sosial. Warga pembuat ider ider perlu pendampingan orang orang yang berkompeten untuk mengarahkan pembuatan ider ider agar tetap kontekstual, tanpa mengurangi kemerdekaan warga berkreasi,” tutur Mustaqim.

Dalam acara nadran di Cirebon hari Minggu (23/9/2018), Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Wawan Gunawan, saat memberi sambutan di Desa Astana menyampaikan, acara ini termasuk dalam 100 acara budaya di Indonesia yang dilestarikan oleh Kemenpar RI.

Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Hartono, menambahkan, acara ini bisa meningkatkan kegiatan dan pemasukan sektor pariwisata.

Di balik pidato mereka, sayup sayup masih terbayang ider ider tulang ikan bergerak perlahan di antara keramaian pawai. Ider ider ini seolah mengingatkan pupusnya imajinasi dan kreativitas warga dalam mengucap syukur, dan bersyiar Islam.

Padahal, laut menawarkan bermacam kemungkinan, seperti halnya bermacam pilihan imajinasi di tanah Pasundan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com