Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadran dan Ider Ider Tulang Dinosarus di Cirebon

Kompas.com - 01/10/2018, 09:14 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

Nyimas Subang Krajang belajar Al Quran pada Sheikh Kuro atau Sheikh Hasanudin bin Yusuf Shidik di Krawang.

“Di era Sunan Gunung Jati, di tahun 1479 – 1568, acara ini tetap berlangsung, tetapi berubah tema menjadi atur bekti (persembahan sebagai ucapan syukur) kepada Tuhan atas hasil pertanian dan hasil laut, sampai hari ini,” ungkap Opan.

Pengamat arsip sejarah dan budaya Cirebon, Mustaqim Asteja yang juga dihubungi, Sabtu (29/8/2018) membenarkan.

“Menurut catatan John Crafrut, asisten Letnan Gubernur Jawa, Thomas Stamfor Raffles, Singapura (atau Sinhapura atau Puri Singa) ini dulunya pernah menjadi satu pusat pemerintahan di kawasan Cirebon,” tutur Mustaqim.

Catatan John Crafrut tahun 1815 ini, lanjut Mustaqim, berkenaan dengan pendataan kembali nama nama desa di Cirebon terkait pemungutan pajak desa.

Di tahun itulah, tepatnya 21 April 1815, Keraton Kanoman, Kasepuhan, dan Kacirebonan dilikuidasi, dilumpuhkan.

Elit keraton di Cirebon menjadi hanya kepanjangan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang kala itu dalam kendali Inggris. Empat tahun kemudian atau tahun 1819, Raffles mengubah nama kawasan Tumasik menjadi Singapura yang kini menjadi negara.

Singapura sebagai awal pemerintahan di kawasan Cirebon, tambah Mustaqim, tampak dari nama nama desa di lingkungan Kecamatan Gunung Jati, antara lain Desa Astana (sinonim dengan istana), Desa Buyut (Buyut sebagai simbol awal satu kawasan), Desa Babadan (Dari kata babad, babad alas, atau pembukaan wilayah baru), Desa Mayung (Dari kata payung. Payung ratu), dan Desa Mertasinga.

Periset catatan sejarah Keraton Kanoman, Farihin, menambahkan, Keraton Singapura menjadi pintu masuk perubahan mayoritas masyarakat pemeluk Hindu dan Budha menjadi masyarakat yang mayoritasnya Muslim di Cirebon dan wilayah lainnya seperti Indramayu sampai Majalengka dan Kuningan.

“Ki Gedeng Tapa lah yang membawa perubahan ini. Dalam konteks ini, sudah selayaknya acara nadran, semarak diikuti daerah lain di luar Cirebon,” jelas Farihin, Sabtu (29/9/2018).

Kehilangan konteks

Di antara ider ider, tampak ider ider tikus, siluman serigala, kerangka tulang ikan, kerangka tulang dinosaurus, orang yang mengenakan popok mirip tuyul, tokoh film kartun Doraemon, naga merah bersayap seperti sering muncul dalam dongeng di daratan Eropa. Ada pula ider ider supermarket lengkap dengan seruan diskon barang barangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com