MATARAM, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) memantau hingga saat ini masih terjadi longsor di lereng-lereng Gunung Rinjani, pascagempa bumi mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Sampai saat ini masih terjadi longsoran di Gunung Rinjani, struktur tanah dominan pasir sehingga ada perubahan sedikit langsung longsor," ujar Kepala BTNGR, Sudiyono saat dikonfirmasi, Rabu (26/9/2018).
Sudiyono menjelaskan, hal ini terpantau dari rekaman CCTV TNGR yang terpasang di Gunung Kondo, merupakan bagian dari puncak Taman Nasional Gunung Rinjani.
Dalam CCTV tersebut, asap putih kekuningan yang merupakan debu longsor terlihat jelas di lereng gunung di atas Danau Segara Anak.
Baca juga: Gempa Lombok, Hampir Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Alami Longsor
"Volume sudah cukup besar, kita tidak bisa menduga berapa volumenya tetapi terus berlangsung berjalan turun ke bawah," ungkap Sudiyono.
Longsor tersebut mengarah ke bawah menuju hulu Sungai Kokok Puteq yang merupakan satu-satunya pembuangan dari Danau Segara Anak.
"Kami khawatir apabila musim hujan, longsor di atas ini yang volumenya cukup besar bisa menghambat aliran pembangunan Segara Anak, dan ketika Segara Anak meluap kita khawatir terjadi air bah," kata Sudiyono.
Jika aliran pembuangan tersebut tertutup longsor maka air danau akan meluap. Dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang, isinya tidak hanya air tetapi bercampur pasir.
Terkait hal ini, warga di sepanjang aliran Sungai Kokok Puteq diminta untuk tetap waspada.
BTNGR mengimbau kepada pihak-pihak terkait untuk segera melakukan pengecekan apakah ada indikasi bahaya dan melakukan upaya antisipasi melalui mitigasi bencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.