DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, terdapat 1.500-1.700 pelajar di Depok terancam putus sekolah. Ribuan pelajar tersebut rata - rata berasal dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Paling banyak yang terancam berhenti itu dari pelajar SMA baru yang kedua pelajar sekolah menengah pertama (SMP),” Ucap Idris, saat dihubungi, Jumat (21/9/2018).
Menurutnya, ada dua faktor yang memicu pelajar ini di berhenti dari bangku sekolahnya. Pertama, pemicunya dalah faktor ekonomi dari pelajar tersebut. Kedua, karena kesadaran orang tuanya yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya.
“Seperti contohnya saat kami lakukan sosialisasi di Tapos, kami menemukan salah seorang pelajar yang orangtuanya tidak mengizinkan anaknya sekolah,” bebernya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Prostitusi Online Anak di Bawah Umur Putus Sekolah
Selanjutnya, Idris menegaskan alasan orangtua salah seorang pelajar ini membiarkan anaknya berhenti dari bangku sekolahnya adalah tidak ada yang membantu orangtuanya bekerja.
“Masalahnya bukan karena ketidaksanggupan ibu ini menyekolahkan anaknya tapi karena tenaga anaknya sangat dibutuhkan ibunya untuk membantunya,”ucap Idris.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengarahkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Depok untuk membantu para pelajar yang akan diberhentikan dari bangku sekolahnya.
“Sudah kita arahkan BAZNAS untuk membantu para pelajar-pelajar yang akan diberhentikan sekolahnya, kitajuga arahkan bantuan untuk anak anak putus sekolah dangan mengikusertakan mereka dalam pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) untuk ikut Paket C yang paling banyak diikuti,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.