Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI Tawarkan Kereta Tanpa Rel untuk Atasi Kemacetan di Bandung

Kompas.com - 17/09/2018, 14:18 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menawarkan alternatif solusi kemacetan di Kota Bandung kepada Pemerintah Kota Bandung.

Teknologi yang ditawarkan adalah Autonomeus Rail Rapid Transit (ART).

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, kereta ART buatan China ini tidak menggunakan rel kereta pada umumnya.

Kereta ini berjalan menggunakan roda ban dan berjalan mengikuti garis khusus di atas jalan raya.

Baca juga: Oded Hapus Sistem Penilaian Rapor bagi Warga dan Camat di Bandung

“Kami memikirkan solusi untuk kemacetan di Kota Bandung menggunakan kereta ringan yang menggunakan sistem baru. ART ini pakai virtual track, ada garis, jadi dia membaca dengan sensor untuk diarahkan,” kata Edi, Jumat (14/9/2018).

Selain tidak menggunakan rel, ART akan digerakkan dengan menggunakan sistem tenaga baterai dan tidak menggunakan konstruksi elektrifikasi seperti commutter line di Jabodetabek. Di setiap pemberhentian, ART akan mengisi daya.

“ART ini menggunakan baterai. Jadi setiap kali berhenti, dia menurunkan penumpang sambil nge-charge. Charging-nya 10 menit bisa dipakai untuk 25 km. Ini teknologi baru, nanti kita pelajari bersama mana yang paling menguntungkan buat kemacetan di Bandung,” jelas Edi.

Baca juga: Penjabat Sekda Ditunjuk Jadi Plh Wali Kota Bandung

Dengan sistem teknologi yang dipakai, Edi memastikan, harga kereta ART terbilang lebih murah ketimbang teknologi kereta lainnya yang menggunakan konstruksi.

“ART ini tidak menggunakan (jalur) konvensional besi, sehingga jauh lebih murah dan bisa dikerjakan lebih cepat. Keretanya biasa, kapasitas penumpangnya satu wagon itu 100 orang,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com