KOMPAS.com — Bukan hanya di Batam, Ratna Sarumpaet juga pernah ditolak kehadirannya di sejumlah daerah di Indonesia.
Tokoh Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) tersebut tak bisa keluar dari Bandara Hang Nadim selama 3 jam. Akhirnya, Ratna dengan berat hati kembali lagi ke Jakarta.
Berikut sejumlah fakta yang terungkap dari aksi penolakan Ratna Sarumpaet di Batam.
Sebelum Ratna Sarumpaet menginjakkan kaki di Batam, Kepulauan Riau, massa sudah bergerombol di pintu gerbang bandara.
Massa menolak tokoh GSI tersebut datang ke Kota Batam karena dianggap sering memprovokasi dan berbahaya bagi ketenteraman masyarakat di Batam.
Massa juga sempat meminta setiap kendaraan roda empat untuk membuka kaca mobil untuk memastikan Ratna Sarumpaet tidak keluar dari bandara.
Akibat demo tersebut, Ratna hanya bisa menunggu di ruang tunggu Bandara Hang Nadim selama tiga jam sambil menunggu kepastian
Baca Juga: "Kok Kayaknya Merasa Ketakutan dengan Kedatangan Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung?"
Ratna Sarumpaet tiba di Bandara Hang Nadim dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 032 pada Minggu (16/9/2018).
Namun, perjalanannya tersendat ketika massa menghadang dirinya di pintu gerbang bandara. Hal itu membuat Ratna Sarumpaet berang.
"Saya hanya ingin lakukan konsolidasi dengan GSI di Batam, tidak ada yang lain," ujar Ratna.
Menurut Ratna, kedatangannya tidak ada sangkut pautnya dengan isu pergantian presiden atau kegiatan politik. Dirinya hanya menghadiri konsolidasi dengan sejumlah pengurus GSI di Batam.
"Makanya saya heran, kenapa saya ditolak. Padahal, saya tidak ada ngapa-ngapain, jujur saya jadi bingung dengan semua kejadian hari ini di Batam," jelasnya.
Baca Juga: Ratna Sarumpaet: Ini Jelas-jelas Pelanggaran Konstitusi!