ENTIKONG, KOMPAS.com – Hari mulai gelap. Nursaka (8) beserta kedua adiknya baru saja selesai mandi. Setelah berpakaian, Saka kemudian mengambil buku dari dalam tasnya.
Sebuah buku gambar dan pensil berwarna dikeluarkannya dari dalam tas. Saka kemudian berupaya mengingat petunjuk dari gurunya yang memberi PR menggambar di sekolah tadi pagi. Sembari mengernyitkan dahi, Saka kemudian menggoreskan pensil berwarna membuat pola gambar.
Kedua adiknya ingin mengikuti aktivitas abangnya itu. Namun selalu dicegah oleh sang ibu maupun ayah mereka.
Malam itu, Rabu (12/9/2018), waktu menunjukkan pukul 19.30 waktu setempat. Julini, sang ibu kemudian menyuruh Saka beserta adiknya untuk makan malam. Saka kemudian membereskan bukunya lalu memasukkannya kembali ke dalam tas. Mereka pun makan bersama saat itu.
Setengah jam kemudian, saat selesai makan malam, Saka kembali mengambil tasnya. Kali ini, Saka akan belajar matematika dipandu oleh ibunya.
Buku dengan lembaran kotak-kotak kecil dibukanya satu per satu sampai menemukan halaman yang kosong. Tak lama kemudian, sang ibu mulai menyebutkan angka-angka serta pembagi bilangan.
“Delapan belas dibagi dua, dua belas dibagi tiga, sembilan dibagi tiga,” Julini menyebutkan sejumlah angka dengan menggunakan rumus pembagi matematika.
Baca juga: Saya Indonesia, Alasan Bocah Nursaka Bolak-balik Malaysia-Indonesia untuk Sekolah (2)
Bocah kelahiran Maret tahun 2010 itu pun menuliskan apa yang diucapkan ibunya. Saat soal sudah diberikan, Saka kemudian satu per satu mengerjakan soal yang diberikan ibunya itu, sementara sang ibu menggendong adiknya yang paling kecil ke halaman rumah.
Bersambung ke halaman 2: Alasan di balik cita-cita jadi dokter gigi