TIMIKA, KOMPAS.com - Polisi mengamankan 8 warga setelah blokade Jalan Kota Timika-Kuala Kencana di Papua berakhir ricuh.
Kabag Ops Polres Mimika AKP Andyka Aer mengatakan, delapan warga yang diamankan ini diduga sebagai provokotor.
Mereka diduga menghasut warga lainnya untuk memblokade ruas jalan tersebut dan menyerang polisi saat akan dibubarkan.
"Kami amankan 8 warga yang diduga sebagai provokator," kata Andyka, Jumat (14/9/2018).
Kedelapan warga diamankan saat polisi membubarkan aksi warga dengan gas air mata. Mereka kemudian dibawa ke Polsek Mimika Baru (Miru) untuk proses lebih lanjut.
"Mereka sudah diamankan di Polsek Miru," kata dia.
Sebelumnya, sekelompok warga memblokade ruas jalan yang menghubungkan Kota Timika-Kuala Kencana, Jumat (14/9/2018) pagi.
Aksi blokade jalan ini dipicu atas tewasnya Katarina Takati, seorang guru yang tewas setelah tertabrak kendaraan bermotor di Jalan Koteka, SP 3 pada Sabtu (8/9/2018) lalu.
Baca juga: Ridwan Kamil: Kalau Pak Sandiaga Uno Ingin Bertemu, Saya Tunggu di Bandung
Keluarga dan kerabat korban kemudian mendapat kabar bahwa pelaku yang menabrak korban sudah dilepaskan pihak kepolisian. Padahal itu tidaklah benar.
Warga kemudian memblokade jalan dengan membakar ban bekas dan kayu di tengah jalan. Akibatnya, jalur dari Kota Timika menuju Kuala Kencana atau sebaliknya tidak dapat dilalui.
Polisi yang tiba di TKP kemudian berupaya bernegosiasi dengan warga. Namun, warga justru mencoba menyerang seorang anggota polisi.
Polisi pun terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tetapi, tembakan peringatan itu justru dibalas warga dengan lemparan batu sehingga mengakibatkan sejumlah polisi terluka.
Baca juga: 4 Fakta Terkait Gebrakan Ridwan Kamil Usai Menjabat Gubernur Jawa Barat
Polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata ke arah kerumunan warga sehingga mereka lari berhamburan untuk bersembunyi.
"Ini hanya salah pahaman saja, karena ada yang sebarkan isu kalau pelaku dibebaskan polisi. Padahal tidak, karena pelaku sampai saat ini masih di tahan," kata Andyka.
Setelah situasi dapat dikendalikan, pihak kepolisian kemudian mengundang 5 perwakilan keluarga korban ke kantor Satuan Lalulintas untuk dilakukan mediasi.
"Kami sudah sampaikan ke keluarga dan keluarga menerima kalau isu itu tidak benar," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.