Kusnan menuturkan, awalnya dia hanya membuat gitar dari kayu saja. Itu sudah dilakoninya sejak tahun 1977. Namun seiring waktu, dia merasakan harga kayu bahan gitar semakin mahal dan itu membuatnya kelabakan karena harga jual juga susah naik.
Kondisi itu membuatnya berpikir keras mencari alternatif bahan lainnya. Beberapa bahan sudah dicoba tetapi gagal. Hingga suatu kali dia melihat bambu dan langsung mencoba idenya itu. Dia hanya berpikir pasti bisa.
"Bambu itu kan bahan paling mudah didapat, di mana-mana ada," ungkapnya.
Percobaan demi percobaan dia lakukan dan sempat gagal. Namun karena ketelatenannya dan belajar dari kesalahan, akhirnya dia mampu membuatnya.
"Itu awalnya sekitar 5 tahun yang lalu," ujar kakek yang juga memproduksi selo, biola, dan alat musik lainnya yang menggunakan senar ini.
Bapak 4 anak ini mengaku tidak mempunyai latar belakang sekolah khusus untuk pembuatan gitar. Semua dilakukannya secara otodidak. Belajar dengan berdasarkan niat, keuletan, dan tekad.
Awal mula dia memproduksi gitar juga dari hal sepele. Yakni bermula dari hasrat musiknya, terutama pada gitar yang tinggi, namun tidak mempunyai uang untuk membelinya.
"Sering-sering pinjam lama-lama juga malu, akhirnya nekat bikin sendiri," ungkapnya.
Namun demikian musik adalah dunianya. Itu sudah dilakukannya sejak remaja. Bahkan semasa muda dulu, dia punya kelompok band. Lagu-lagu dari musik balada kerap menjadi andalannya. Selain itu, satu kiblat musiknya adalah musisi Harry Rusli.
Baca juga: Angkat Suara dan Petik Gitar, Mereka Perkenalkan Pencipta Lagu Himne Guru
Kelompok band itu diberi nama Belmak, kependekan dari Belakang Makam. Nama itu diambil karena para anggota grup dan markasnya di kawasan belakang Taman Makam Pahlawan.
Semasa muda itu pula dia pernah mengikuti lomba yang kala itu jurinya adalah Leo Kristi. Dia mengaku motivasi ikut lomba bukan karena lombanya, tetapi hanya karena ingin bertemu musisi idolanya.
"Saya ngefans banget sama Leo Kristi," ujar Kusnan sembari terkekeh.
Pengembangan usaha gitar bambu
Kusnan berharap ada modal tambahan untuk mengembangkan usaha gitar bambu produksinya itu. Setidaknya, modal itu untuk membeli peralatan agar menekan waktu dan biaya produksi.
Selain itu, dengan modal itu dia berharap dapat membuat galeri kecil-kecilan serta adanya jalur pemasaran. Selama ini, pemasaran dilakukan secara tradisional pula oleh kawan-kawannya.
"Saya yakin usaha ini akan dapat berkembang," pungkas Kusnan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.