Baca selengkapnya: TGB Minta Warga Tak Percaya Hoaks Ramalan Gempa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), WIllem Rampangilei, mengatakan, jumlah sementara rumah yang rusak 17.400 unit.
Pendataan tersebut akan berkaitan dengan nominal bantuan yang akan diterima korban gempa. Rinciannya adalah rumah dengan kategori rusak berat mendapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Guncang Kabupaten Kupang
Sekretaris Desa Senaru Muhammad Edy mengatakan warga di desanya membutuhkan bantuan pipa ukuran 6 inci karena sampai saat ini, perpipaan air masih terputus. Mereka mengeluhkan, pemerintah seolah tidak ada tanggapan.
Tidak hanya itu, Edy juga sering mendatangi langsung dan melihat kondisi warganya sejak gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018. Bahkan, dirinya juga menyebarkan video terkait keluhan warganya tentang krisis air bersih.
Baca selengkapnya: Pascagempa, Warga Senaru di Lombok Utara Krisis Air Bersih
Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH M Zainul Majdi, mengatakan, kebersamaan adalah modal utama untuk bangkit dari musibah gempa bumi. Sekokoh-kokohnya pondasi untuk membangun adalah persaudaraan dan gotong royong.
Pasca-musibah gempa bumi dengan magnitudo 7,0 pada tanggal 5 Agustus lalu, pemerintah telah menetapkan masa tanggap darurat mulai dari tanggal 29 Juli hingga 25 Agustus 2018. Dengan berakhirnya masa tanggap darurat tersebut, NTB masuk dalam masa pemulihan.
Baca selengkapnya: TGB: Kebersamaan, Modal untuk Membangun NTB Pascagempa
Sumber: KOMPAS.com (Karnia Septia/Dani Prabowo/Aprilia Ika), Antara