YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus memantau pertumbuhan kubah lava baru di puncak Gunung Merapi.
Dari pengamatan, pertumbuhan kubah Lava baru di Gunung Merapi masih dalam kategori rendah.
Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso menuturkan, dari periode pengamatan 18-22 Agustus 2018, volume kubah lava Gunung Merapi tercatat 18.000 meter kubik.
"Per hari, kubah lava mengalami pertumbuhan 4.600 meter kubik," ujar Kasi Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso, Kamis (23/8/2018).
Baca juga: Kubah Lava Baru Muncul di Puncak Gunung Merapi
Kubah lava baru ini diperkirakan muncul sekitar tanggal 11 Agustus 2018, diawali dengan gempa hembusan besar. Posisinya di tengah rekahan kubah lava pasca 2010.
"Pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi masih dalam kategori rendah. Saat ini posisi kubah lava masih stabil," tegasnya.
Munculnya kubah lava lanjutnya menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi. Erupsi cenderung bersifat efusif.
Menurut dia, status Gunung Merapi masih Waspada (level II). Artinya, dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan aktivitas penduduk.
Baca juga: Status Waspada, Gunung Merapi Ditutup untuk Pendakian HUT RI
"Penduduk yang berada di kawasan rawan bencana III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan," tandasnya.
Agus Budi juga meminta warga tidak terpancing isu-isu tidak jelas sumbernya terkait Gunung Merapi. Masyarakat diharapkan tetap mengikuti arahan pemerintah daerah.
"Masyarakat bisa menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, melihat informasi di website BPPTKG dan media sosial resmi BPPTKG. Bisa juga datang ke kantor BPPTKG," pungkasnya.