Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Kubah Lava Baru Gunung Merapi Masih Kategori Rendah

Kompas.com - 23/08/2018, 14:13 WIB
Wijaya Kusuma,
Reni Susanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus memantau pertumbuhan kubah lava baru di puncak Gunung Merapi.

Dari pengamatan, pertumbuhan kubah Lava baru di Gunung Merapi masih dalam kategori rendah.

Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso menuturkan, dari periode pengamatan 18-22 Agustus 2018, volume kubah lava Gunung Merapi tercatat 18.000 meter kubik.

"Per hari, kubah lava mengalami pertumbuhan 4.600 meter kubik," ujar Kasi Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso, Kamis (23/8/2018).

Baca juga: Kubah Lava Baru Muncul di Puncak Gunung Merapi

Kubah lava baru ini diperkirakan muncul sekitar tanggal 11 Agustus 2018, diawali dengan gempa hembusan besar. Posisinya di tengah rekahan kubah lava pasca 2010.

"Pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi masih dalam kategori rendah. Saat ini posisi kubah lava masih stabil," tegasnya.

Munculnya kubah lava lanjutnya menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi. Erupsi cenderung bersifat efusif.

Menurut dia, status Gunung Merapi masih Waspada (level II). Artinya, dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan aktivitas penduduk.

Baca juga: Status Waspada, Gunung Merapi Ditutup untuk Pendakian HUT RI

"Penduduk yang berada di kawasan rawan bencana III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan," tandasnya.

Agus Budi juga meminta warga tidak terpancing isu-isu tidak jelas sumbernya terkait Gunung Merapi. Masyarakat diharapkan tetap mengikuti arahan pemerintah daerah.

"Masyarakat bisa menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, melihat informasi di website BPPTKG dan media sosial resmi BPPTKG. Bisa juga datang ke kantor BPPTKG," pungkasnya. 

Kompas TV Kubah lava di puncak Merapi ini pertama kali terlihat pada tanggal 11 Agustus 2018, dan terus membesar hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com