Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, 515 Korban Meninggal hingga Kerugian Rp 7,7 Triliun

Kompas.com - 21/08/2018, 19:04 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga Selasa (21/8/2018), BNPB mencatat jumlah korban jiwa dalam bencana gempa bumi di Lombok, NTB, mencapai 515 orang dan korban luka-luka 7.145 orang.

Perkembangan terbaru penanganan korban gempa di Lombok juga terus berjalan. Salah satunya, sejumlah rumah akan dirobohkan oleh petugas karena dianggap berbahaya.

Kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di tenda pengungsian tak luput dari pemberitaan media. Berikut sejumlah fakta terbaru terkait gempa di Lombok.

1. Update jumlah korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat

Tim SAR mengevakuasi korban gempa Lombok yang tertimbun longsor.Dok Humas Basarnas Kantor SAR Mataram Tim SAR mengevakuasi korban gempa Lombok yang tertimbun longsor.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, data terbaru korban meninggal hingga kerusakan akibat gempa dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (21/8/2018).

"Jumlah korban meninggal sampai hari ini tercatat 515 orang, sedangkan luka-luka totalnya 7.145 orang. Berdasar data lima hari lalu, jumlah pengungsi mencapai 431.416 orang," kata Sutopo.

Rumah rusak mencapai 73.843 unit dan 798 fasilitias umum dan sosial mengalami kerusakan akibat gempa, dilansir dari Antara.

Baca Juga: JK Ungkap Alasan Utama Pemerintah Tak Tetapkan Gempa Lombok Jadi Bencana Nasional

2. Kerugian akibat gempa mencapai Rp 7,7 triliun

Sejumlah warga korban gempa berada di pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). Para warga di Desa Sajang dan Desa Sembalun Bumbung memilih tidur di tenda pengungsian karena masih sering terjadinya gempa susulan yang menurut data stasiun Geofisika BMKG Mataram terjadi sebanyak 145 kali gempa susulan hingga terakhir pada pukul 17:45:04 Wita dengan magnitude 3.1.ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI Sejumlah warga korban gempa berada di pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7/2018). Para warga di Desa Sajang dan Desa Sembalun Bumbung memilih tidur di tenda pengungsian karena masih sering terjadinya gempa susulan yang menurut data stasiun Geofisika BMKG Mataram terjadi sebanyak 145 kali gempa susulan hingga terakhir pada pukul 17:45:04 Wita dengan magnitude 3.1.

BNPB memperkirakan kerugian akibat gempa di Lombok mencapai Rp 7,7 triliun.

"BNPB memperkirakan perhitungan kerugiian dan kerusakan dari dampak gempa Lombok ini sampai hari ini Rp 7,7 triliun," kata Sutopp Purwo Nugroho, Selasa (21/8/2018).

Kerugian tersebut mencakup lima faktor, yaitu pemukiman penduduk, infrastruktur, ekonomi produktif, sektor sosial, dan lintas sektor.

"Paling banyak menyumbang kerugian dan kerusakan adalah sektor perumahan yang hampir mencapai 65 persen," bebernya.

Baca Juga: 7 Fakta Terbaru Rentetan Gempa Lombok, dari 101 Gempa Susulan hingga Warga Tidur di Trotoar

3. Gempa susulan di Lombok sudah terjadi 1.005 kali

Warga di sekitar reruntuhan bangunan rumah yang rubuh akibat gempa di Lombok, NTB, Minggu (29/7/2018). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita.HANDOUT/BPBD NTB/AFP Warga di sekitar reruntuhan bangunan rumah yang rubuh akibat gempa di Lombok, NTB, Minggu (29/7/2018). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita.

Gempa susulan memang sering dirasakan warga di Lombok. BNPB mencatat hingga hari Selasa (21/8/2018) sudah terjadi 1.005 kali gempa susulan.

"Dari gempa 7 SR, sampai dengan kejadian dari gempa 6,9 SR pada 19 Agustus 2018 malam itu, ada 825 kali gempa," kata Sutopo Purwo Nugroho, saat jumpa pers di Jakarta.

Seperti diketahui, BNPB merilis data terbaru jumlah korban meninggal mencapai 515 orang dan korban luka mencapai 7.145 orang.

Baca Juga: Korban Meninggal akibat Gempa Lombok Menjadi 515 Orang

4. Belasan rumah di Mataram akan dirobohkan

Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Petugas berencana akan merobohkan belasan rumah milik warga di Kota Mataram , Nusa Tenggara Barat. Alasannya, kondisi bangunan yang rawan roboh setelah terguncang gempa bumi.

"Selain akan merobohkan rumah warga, ada beberapa menara masjid yang telah diusulkan untuk dirobohkan karena kondisinya sangat berbahaya bagi warga yang melintas," kata H Mahmuddin Tura, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Selasa (21/8/2018), dilansir dari Antara. 

Petugas dan warga mengkhawatirkan rumah dan menara masjid akan roboh dan melukai warga yang sedang melintas di sekitarnya.

Baca Juga: BNPB: Jumlah Pengungsi Meningkat Malam Hari karena Trauma

5. Dukungan JK kepada korban gempa di Lombok

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi pengungsi di Lombok Barat.Dok Humas Lombok Barat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi pengungsi di Lombok Barat.

Dalam kunjungannya ke pengungsian korban gempa Lombok, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan semangat. JK mengatakan, masyarakat harus bangkit. 

"Dari menangis ke berkeringat untuk membangun Lombok kembali," kata JK dalam kunjungannya, Selasa (21/8/2018).

JK mengatakan, seusai rapat dengan gubernur NTB dan jajarannya serta Panglima TNI, pihaknya berjanji segera melakukan rehabilitasi.

Rehabilitasi akan menjadi prioritas utama, baik berupa fasilitas umum seperti sekolah, kantor, rumah sakit, serta perumahan.

"Semua akan kita bantu. Semua akan dimulai Minggu depan. Jadi model atau metodenya adalah rakyat yang bekerja dengan petunjuk dari PU dan pegawas mahasiswa teknik serta tentara," kata JK.

Baca Juga: Mengapa Gempa Lombok Tak Ditetapkan sebagai Bencana Nasional?

Sumber: (KOMPAS.com: Fitri Rachmawati/ Antara: Martha Herlinawati, Nirkomala).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com