Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Isu Pilpres Selesai, Dedi Mulyadi Imbau Kader Golkar Fokus Pileg

Kompas.com - 13/08/2018, 16:04 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengimbau setiap caleg dari Partai Golkar tidak boleh mendompleng popularitas capres dan cawapres.

Sebaliknya, kata Dedi, para calon anggota parlemen itu harus memiliki gagasan dan ide original untuk disampaikan kepada konstituen sehingga mereka tertarik untuk memilihnya.

Imbauan Dedi agar caleg tak membonceng popularitas capres karena setiap daerah pemilihan memiliki kebutuhan berbeda, sehingga tidak sejalur dengan isu pilpres.

“Proses pengusungan capres dan cawapres kan sudah selesai. Berikutnya, kita fokus pada visi dan misi kepartaian untuk berkarya di parlemen. Para caleg harus memiliki gagasan dan ide personal yang original,” kata Dedi kepada Kompas.com di Purwakarta, Senin (13/8/2018).

Soal gagasan original, calon anggota DPR RI dari Partai Golkar Dapil Jabar VII menjelaskan bahwa setiap caleg harus melakukan analisis kebutuhan konstituen. Lalu diarikan solusi atau jawaban atas setiap kebutuhan tersebut.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Publik Seolah Terbelah Dua, Padahal Mereka Satu Bangsa

Misalnya, kata dedi, pembangunan irigasi dan peningkatan kesejahteraan buruh. Kemudian ada unit kesehatan gratis yang siap membantu warga. Lalu, ada beasiswa untuk hafidz Quran.

"Saya kira ini solusi atas kebutuhan itu, tugas anggota parlemen mendorongnya agar masuk APBN,” katanya.

Isu pilpres

Terkait isu pilpres, Dedi mengatakan, berdasarkan analisis pengamat, tidak terlalu menguntungkan bagi Golkar. Sebab, sosok yang bertarung pada Pilpres 2019 bukanlah kader Golkar. Justru, yang diuntungkan dari pilpres ini adalah partai lain.

“Kalau melihat partai mana yang diuntungkan saya kira Gerindra paling diuntungkan. Karena Pak Prabowo dan Pak Sandiaga berasal dari Gerindra. Kemudian, PKB dan PPP diuntungkan dengan sosok Kiai Ma’ruf. Ini kata pengamat ya bukan kata saya,” ujarnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Pastikan Bacaleg Golkar Jabar Tak Ada yang Eks Koruptor

Oleh karena itu, lanjut Dedi, hal ini membuat Partai Golkar harus lebih bekerja keras. Golkar harus mencari formula baru di pileg karena ketiadaan sosok pendongkrak elektoral. Golkar, menurut dia, harus sudah cerdas untuk masalah ini.

“Golkar harus tampil cerdas, salah satu caranya menampilkan gagasan dan ide calegnya sebagai solusi. Nantinya, efek elektoral akan dengan sendirinya lahir dari para caleg yang rata-rata tokoh berpengaruh di dapilnya. Jangan sampai keriuhan pileg tenggelam oleh pilpres,” ucapnya.

Kompas TV Sesuai peraturan KPU nomor 20 tahun 2018 maka mereka diharuskan mengundurkan diri sebagai anggota dewan terlebih dahulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com