BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Sub Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Arifin Joko Pradipto menyebut bahwa gempa bemagnitudo 7,0 yang mengguncang Wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) merupakan gempa terbesar saat ini berdasarkan histori gempa di wilayah tersebut.
"Sekarang ini gempa terbesar," ujar Arifin, di Kota Bandung, Rabu (8/8/2018).
Berdasarkan data yang tercatat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterbitkan tahun 2014, gempa yang melanda lombok terjadi beberapa kali sejak tahun 1979.
Baca juga: 6 Dampak Gempa Lombok, Tertimpa Bangunan hingga Pos PVMBG Retak
Berikut histori gempa yang mengguncang wilayah Lombok:
1. Tahun 1979
Pada tahun 1979 gempa bumi terjadi di Lombok pada tanggal 30 Mei, dengan kekuatan 6,1 SR di kedalaman 25 km di titik koordinat 8,2 derajat LS-115, 9 derajat BT.
Ada sekitar 29 korban dengan luka berat, 98 korban luka ringan, 295 rumah penduduk yang rusak. Kerusakan itu sendiri banyak terjadi di di daerah Tanjung, Bayan, Gangga, Cakranegara, Narmada, dan Kediri dengan skala MMI VIII-IX.
2. Tahun 2004
Pada tahun 2004 gempa terjadi di Lombok Barat pada tanggal 20 Januari, dengan kekuatan 6,2 SR di kedalaman 33 km di titik koordinat 8,4 derajat LS-115,95 derajat BT.
Ada sekitar 32 orang yang mengalami luka, 2.224 rumah penduduk, 24 masjid, dan 7 sekolahan yang rusak. Kerusakan ini sendiri terjadi di daerah Mataram, Singkur, Montong Ganding, Pemenang, Sekotong, Selagalas, dan Batukliang dengan skala MMI VI.
3. Tahun 2013
Pada tahun 2013 gempa terjadi di Lombok Utara pada tanggal 22 Juni, dengan kekuatan 5,4 SR di kedalaman 10 km tepatnya di titik koordinat 8,43 derajat LS? - 116,04 derajat BT.
Ada sekitar 30 orang luka, 5.286 rumah rusak didaerah Gangga, Tanjung dan Pemenang dengan skala MMI V.
4. Tahun 2018
Sementara pada tahun 2018 ini, Lombok di guncang gempa dua kali. Gempa pertama yakni gempa bumi tektonik yang terjadi pada tanggal 29 juli 2018 sekira pukul 05.47 Wib.
Gempa tersebut terletak di darat pada koordinat 116,5 derajat BT dan 8,4 derajat LS, berjarak sekitar 47 km timur laut kota Mataram, dengan kedalaman 24 km dan kekuatan atau magnitudo mencapai 6,4.
Gempa ini tidak menimbulkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.
Baca juga: Lombok Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,4
Sementara gempa kedua kembali terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 sekira pukul 18.46 Wib, dengan titik koordinat 116,48 derajat BT dan 8,39 derajat LS. Gempa kali ini lebih besar dengan magnitudo 7,0 dan kedalaman 15 km.
Gempa ini menimbulkan tsunami kecil dengan ketinggian maksimum 0,13 m dicarik dan 0,1 di Badas.
Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7 Guncang Lombok, Berpotensi Tsunami
Lombok rawan gempa
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Kasbani pernah menjelaskan bahwa, wilayah Lombok tersusun oleh endapan kuarter berupa dominan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan.
Batuan rombakan gunung api muda ini telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak, memperkuat efek goncangan atau amplifikasi, sehingga rawan terhadap goncangan gempa bumi.
Bahkan berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi NTB yang diterbitkan Badan Geologi, Lombok Utara dan Timur berada dalam kawasan rawan bencana gempa bumi menengah yang berpotensi mempunyai intensitas goncaman VII -VIII MMI.
"Dari peta kawasan gempa bumi yang telah kami terbitkan, itu untuk daerah lombok dan sekitarnya terutama didaerah utara itu mempunyai kerentanan menengah, dia ini ada potensi terjadi goncangan sekira 7-8 skala MMI , artinya bangunan kualitas bagus bisa roboh," ucapnya.
Baca juga: Dua Kali Gempa Lombok Terjadi di Zona Sesar Naik yang Sama...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.