Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Pasca-Gempa Lombok, Evakuasi Jamaah Masjid hingga Bantuan Belum Merata

Kompas.com - 08/08/2018, 13:45 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurang lebih tiga hari mengungsi, ribuan pengungsi pasca-gempa di Lombok hari Minggu (5/8/2018), mulai rawan terserang penyakit.

Selain itu, proses pencarian korban yang masih tertimbun reruntuhan masih terus dilakukan di Desa Pamenang oleh tim SAR.

Berikut sejumlah fakta terkait kondisi pengungsi dan proses evakuasi korban pasca-gempa bumi di Lombok, NTB.

Masjid Jamiatul Jamiah di dusun Karang Pangsor, Pemenang, Lombok Barat yang roboh saat gempa magnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018)KOMPAS.com/FITRI R Masjid Jamiatul Jamiah di dusun Karang Pangsor, Pemenang, Lombok Barat yang roboh saat gempa magnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018)

1. Evakuasi jemaah masjid yang tertimbun terus berlanjut

Proses evakuasi jamaah masjid yang tertimbun reruntuhan bangunan masjid di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus dilakukan.

Warga setempat berharap petugas SAR bisa segera mengangkat jenazah yang sudah terlihat dan terhimpit pilar masjid Jamiatul Jamiah pada Rabu (8/8/2018) pagi ini.

“Kami berharap semua bisa dilakukan hari ini, kami harapkan ada alat berat tambahan, karena kami khawatir ada banyak korban,” kata Bagus Prayitno, salah satu keluarga korban reruntuhan masjid yang selamat dari maut.

"Saya takut ada banyak korban karena ketika itu ada lima syaf yang shalat Isya. 1 syaf berderet ada 30 jemaah. Bantulah kami dengan alat berat. Kasihan jika ada yang masih hidup di reruntuhan itu,” kata Syafruddin, warga lain yang selamat dari reruntuhan pada Kompas.com.

Baca Juga: Ribuan Warga Mengungsi Pasca-Gempa Lombok, Ini Kebutuhan Para Pengungsi

 

Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.

2. Pengungsi mulai terserang penyakit

Sejak gempa mengguncang rumah mereka, warga di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memilih untuk mengungsi.

M Rum, Kepala BPBD NTB, mengatakan, total korban yang mengalami diare mencapai 28 orang dan telah mendapat perawatan tim medis.

"Di setiap posko tersedia tenaga medis dengan satu orang dokter, dua perawat dan tiga orang bidan," tutur Rum dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/8/2018).

Penyakit diare dialami pengungsi disebabkan karena tidak cuci tangan akibat kurangnya air bersih di lokasi pengungsian. Selain itu, banyaknya sampah yang berserakan di sekitar pengungsian juga menjadi salah satu penyebab.

Untuk mengatasi masalah itu, 50 tandon air sudah dikirim ke daerah terdampak, juga MCK portabel.

Baca Juga: Gempa Lombok, Masjid di Dusun Zohri Roboh, Diperkirakan Banyak Korban Tertimbun

Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.
3. Pengungsi tersebar di sejumlah wilayah dan bantuan belum merata

Kepala Humas dan Pusat Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BNPB memperkirakan, jumlah pengungsi diperkirakan meningkat dua kali lipat dari jumlah pengungsi dari gempa pada 29 Juli lalu.

"Sampai dengan kemarin, kondisinya lebih dari 10.000 jiwa pengungsi. Sekarang ditambah dengan gempa yang lebih besar dan wilayahnya lebih luas," kata Sutopo, Senin (6/8/2018).

Pada Selasa (7/8/2018), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, mencatat ribuan pengungsi tersebar di banyak tempat dan belum semua pengungsi memperoleh bantuan.

Sementara itu, pendataan masih terus dilakukan oleh aparat. Tim SAR Gabungan terus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban gempa di NTB.

Daerah Lombok Utara paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa. Per hari Selasa (7/8/2018), tercatat korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 7 di Lombok bertambah menjadi 108 orang.

Baca Juga: 8 Fakta Terbaru dari Gempa Lombok: Jumlah Korban hingga 199 Gempa Susulan

Pasien korban gempa bumi dirawat di halaman RSUD Lombok Utara, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 105 korban meninggal dunia dan 236 korban mengalami luka luka akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8/2018) dan kemungkinan masih akan bertambah.TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN Pasien korban gempa bumi dirawat di halaman RSUD Lombok Utara, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 105 korban meninggal dunia dan 236 korban mengalami luka luka akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8/2018) dan kemungkinan masih akan bertambah.

4. Posko ramah anak-anak dan perempuan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengirimkan bantuan dan tim ke Lombok, NTB.

Dilansir dari Antara, Rabu (8/8/2018), Menteri Yohana Susana Yembise, mengatakan, upaya penanganan bencana harus mengutamakan korban perempuan dan anak dan difokuskan pada kebutuhan dasar mereka.

Dalam penanganan tersebut, KPPPA dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTB, akan mendirikan Pos Ramah Perempuan dan Anak di lima lokasi, yaitu Kantor Provinsi NTB, Kantor Pemkot NTB, Kantor Pemkab Lombok Timur, Pemkab Lombok Utara dan Pemkab Lombok Barat.

Baca Juga: Gempa Lombok, Sejumlah Warga Terjebak Reruntuhan Masjid Saat Shalat Isya, 2 Tewas

 

Pesawat Hercules jenis C-130 A-1336 milik Lanud Abdulrachman Saleh berserta prajurit Yonkes 2 Kostrad saat bersiap take off ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/8/2018)Dok. Divisi Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh Pesawat Hercules jenis C-130 A-1336 milik Lanud Abdulrachman Saleh berserta prajurit Yonkes 2 Kostrad saat bersiap take off ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/8/2018)

5. Tiga pesawat Hercules diberangkatkan ke Lombok

Tiga pesawat angkut berat C-130 Hercules diberangkatkan dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, hari ini dengan membawa bantuan bagi korban gempa di Lombok.

Ketiga pesawat berbadan besar itu mengangkut 124 relawan dan 38 ton logistik berupa, makanan, obat-obatan, selimut, tenda lapangan dan mobil tangki air.

Seperti diketahui, TNI AU mendirikan Posko Bantuan Bencana ALam di Suma 3, Ruang VIP Base Ops, Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Posko untuk menerima bantuan dari masyarakat yang akan disalurkan bagi warga korban gempa bumi di wilayah Lombok, NTB," kata Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Senin (6/8/2018).

Sumber (KOMPAS.com: Karnia Septia, Fitri Rachmawati/ Antara: Syaiful Hakim, Dewanto Samodro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com