Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/07/2018, 09:00 WIB

AMLAPURA, KOMPAS.com - Bukannya tak ingin pulang. Para pengungsi di Kabupaten Karangasem, Bali, ingin sekali pulang. Namun, suara gemuruh yang menakutkan dari erupsi Gunung Agung yang terakhir pada Senin (2/7/2018) membayangi setiap waktu.

Kekhawatiran demi kekhawatiran masih membelenggu. Tak ada yang bisa mereka harapkan untuk menolong saat erupsi terjadi saat itu. Pemerintah pun tidak.

Di tengah ketakutan pada saat bencana terjadi, Kadek Wati (30) tunggang langgang sambil menggendong anaknya, Wayan Sutama sudah uzur, sedangkan Ni Nengah Sutiari (39) harus menyelamatkan anak dan neneknya.

Baca selengkapnya: Kisah Pengungsi Gunung Agung, antara Hasrat Pulang dan Suara Gemuruh yang Menakutkan (1)

Jalur evakuasi berlubang

Ni Nengah Budarma (75) juga mengaku tidak mau kembali ke rumahnya lantaran trauma dengan tragedi letusan tahun 1963. Wanita lima anak ini tak ingin tragedi serupa menimpanya sehingga pengungsian, baginya, adalah tempat paling aman.

"Saya sudah tua. Enggak punya apa-apa. Mungkin saya tetap di pengungsian sampai kondisi betul-betul membaik. Kemarin, lontaran api terlihat jelas sekali dari Kesimpar," tutur Budarma.

Sementara itu, Ni Wayan Latri (45) menambahkan, dirinya bersama keluarga memilih tinggal di pengungsian karena khawatir dengan kondisi Gunung Agung.

Baca juga: Bripka Wawan, Polisi yang Fotonya Viral Saat Tertidur Setelah Bertugas di Tol Cipali

Selain itu, infrastruktur juga belum bagus. Jalan-jalan banyak lubang dan berkerikil. Dia pun berharap jalan segera diperbaiki.

"Akses ini jalan utama evakuasi. Saya berharap jalan diperbaiki sehingga evakuasi bisa jalan lancar. Kemarin warga sempat menutup titik yang berlubang untuk mempermudah evakuasi," tambah Latri.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sebagian pengungsi asal Kesimpar yang tinggal di UPTD Pertanian Rendang telah membangun hunian sementara (huntara) memakai bambu dengan dana swadaya.

Warga membangun huntara di bagian barat UPTD Pertanian, sedangkan di bagian utara dan selatan sudah ditanami cabe dan gumitir.

Bersambung ke halaman dua: Belum semua pengungsi bisa dijemput karena masalah komunikasi

 

Sejumlah warga asal Desa Sebudi mengungsi di Bale Banjar Wates Tengah, Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (3/7/2018). Mereka masih ketakutan dengan erupsi yang disertai lontaran lava dan batu pijar.Tribun Bali/Saiful Rohim Sejumlah warga asal Desa Sebudi mengungsi di Bale Banjar Wates Tengah, Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (3/7/2018). Mereka masih ketakutan dengan erupsi yang disertai lontaran lava dan batu pijar.
Masalah komunikasi

Kalak BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa menuturkan, saat erupsi strombolian, Senin (2/7/2018) lalu, pihaknya bersama Basarnas, TNI/Polri sudah melakukan penjemputan pengungsi ke wilayah-wilayah zona rawan Gunung Agung.

"Tapi mungkin belum semua pengungsi kami bisa jemput saat itu karena masalah komunikasi," katanya saat dikonfirmasi, Jumat.

Baca juga: Kami Tidak Malu, Itu Anak Kami Pemberian Tuhan...

Sehari sebelumnya, Sekda Karangasem Gede Adnya Mulyadi menyatakan akan mengupayakan agar pengungsi kembali ke kampung halaman sesuai intruksi Menteri ESDM. Untuk infrastruktur yang rusak akan diperbaiki dengan anggaran dana dari Pemkab Karangasem.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Bagian Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, mengatakan, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada pengungsi untuk kembali ke rumahnya. Saat ini, PVMBG masih menunggu dari Tim Satgas Erupsi Gunung Agung.

"Kapan pun diajak sosialisasi, PVMBG siap. Kami akan jelaskan bahwa zona berbahaya masih di bawah 4 kilometer," ujarnya.

Jumat kemarin, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Indra, mendatangi Pos Pengungsian UPTD Rendang, untuk berkoordinasi dengan Pemkab Karangasem dan Pasebaya terkait penanganan pengungsi.

Baca juga: Kisah I Kadek Tantri Wulandari, Lahir di Tengah Bencana Gunung Agung

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali, Komang Kusuma Edi, yang mendampingi Dewa Indra mengatakan pihaknya beserta staf yang bertugas di lapangan, diperintahkan untuk terus mendistribusikan masker, mengecek ketersediaan logistik terutama beras, dan mem-backup BPBD Kabupaten Karangasem secara penuh dalam penanganannya di lapangan.

“Semua arahan sudah kami tindaklanjuti dengan langkah-langkah koordinasi dan komunikasi dengan Pemkab Karangasem,” kata Kusuma Edi, kemarin.

Pada Sabtu (7/7/2018), Menteri Sosial Idrus Marham dijadwalkan menemui pengungsi Gunung Agung di Posko Tanah Ampo, Kecamatan Selat, yang berjumlah 1.472 jiwa, tepatnya pada pukul 14.30 Wita. Kemudian pada pukul 16.30 Wita, Idrus berkunjung ke Posko UPDT Pertanian Rendang dengan jumlah pengungsi 809 jiwa.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pengungsi Gunung Agung: ‘Siapa Jamin Keselamatan Kami?’

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gelar Mudik Gratis Jakarta-Sumenep, Bupati Kampung Targetkan Ribuan Penumpang

Gelar Mudik Gratis Jakarta-Sumenep, Bupati Kampung Targetkan Ribuan Penumpang

Regional
Bupati Jekek Paparkan Prestasi Pemkab Wonogiri, dari Pertumbuhan Ekonomi hingga Penghargaan Tingkat Nasional

Bupati Jekek Paparkan Prestasi Pemkab Wonogiri, dari Pertumbuhan Ekonomi hingga Penghargaan Tingkat Nasional

Regional
Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Regional
Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Regional
Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Regional
Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Regional
Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Regional
Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke