Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah di Jawa Barat yang Harus Diatasi Gubernur Mendatang

Kompas.com - 12/06/2018, 22:24 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Salah satu tokoh Jawa Barat, Aang Hamid Suganda mengatakan, sebagai provinsi dengan wilayah paling besar di Indonesia, Jabar memiliki segudang permasalahan.

Beberapa di antaranya adalah kesenjangan ekonomi, kesehatan dan juga belum tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Selain itu, Aang menjelaskan, di beberapa kabupaten kota di Jawa Barat juga banyak terjadi alih fungsi lahan, seperti area persawahan yang dibangun perumahan dan juga pabrik.

Padahal, kata dia, lokasi perumahan atau pabrik sudah ada peruntukkannya tersendiri, yakni pada lahan tidak produktif.

Sebagai mantan Bupati Kuningan dua periode, Aang mengatakan, Kabupaten Kuningan dicanangkan sebagai daerah konservasi untuk menyimpan air.

"Sebagai daerah konservasi, di Kuningan industri besar tidak akan ada, karena akan menganggu lingkungan, sehingga waktu itu Kuningan mendapat Kalpataru dari pemerintah tahun 2011," imbuh mantan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) melalui sambungan telepon, Selasa (12/6/2018).

Baca juga: Pelaku Usaha yang Buang Limbah Ke Citarum Bisa Dipidana

Aang memaparkan, di Kuningan yang harus dikedepankan adalah industri pariwisata dan agro industri. Menurut dia, hal ini akan menjadi patokan atau arah dalam pembangunan.

Menurut dia, peran gubernur Jawa Barat harus mendorong dan mempertahankan Kabupaten Kuningan sebagai daerah konservasi. Di daerah tersebut terdapat kebun raya, taman nasional Gunung Ciremai, embung-embung, situ, serta hutan kota dan hutan lindung.

Dukung Hasanah

Aang menilai, pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan cocok untuk mengatasi masalah tersebut.

"Pasangan Hasanah (TB Hasanuddin-Anton Charliyan) memiliki visi dan misi yang sangat cocok untuk diterapkan di Jabar," kata Aang.

Lebih lanjut Aang menambahkan, program-program yang ditawarkan pasangan Hasanah yakni Jabar Cageur, Jabar Seubeuh, Boga Gawe, Sakola Gratis, Imah Reumpeug, Turkamling Budaya dan molotot.com merupakan solusi untuk menuntaskan berbagai permasalahan di Jawa Barat.

Apalagi, sambung Aang, dengan latar belakang militer calon gubernur Jawa Barat Tubagus Hasanuddin memiliki ketegasan yang sangat diperlukan untuk menegakkan peraturan.

"Visi misi sudah bagus, namun bila ada tindakan tegas kan tidak ada artinya," tuturnya.

Ia juga mengapresiasi perhatian Hasanuddin terhadap lingkungan. Menurut dia, selama ini perhatian pemerintah provinsi terhadap lingkungan kurang maksimal lantaran banyak peraturan daerah yang dilanggar, baik oleh pengusaha atau masyarakat biasa.

"Jawa Barat dianugerahi sumber daya alam yang begitu kaya, ini harus dipertahankan. Dibutuhkan pemimpin yang memiliki ketegasan agar Jawa Barat tak selalu dirundung bencana alam akibat lingkungan yang rusak," kata Aang.

Baca juga: Masyarakat Adat Dukung Pasangan Hasanah di Pilkada Jawa Barat

"Contoh Sungai Citarum yang hancur lebur karena berubah fungsi karena sudah tidak bisa menjadi penampung air untuk kepentingan masyarakat lantaran terkontaminasi limbah. Terus terang, saya sedih sekali," katanya.

Aang mengatakan, Jabar butuh pemimpin tegas agar menjadi lebih baik.

"Karenanya saya terus berjuang untuk memenangkan Kang Hasan. Apalagi didampingi Kang Anton yang mantan Kapolda Jabar yang tentunya sudah paham permasalahan di Jabar, keamanannya bisa kondusif sekali. Soal agamanya juga kuat," tandasnya.

Kompas TV Pemilihan Gubernur Jawa Barat menjadi gelaran pilkada paling ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com