Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buaya Muncul di Sungai Citarum Bandung, BKSDA Turun Tangan

Kompas.com - 04/06/2018, 18:48 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Seekor buaya muncul di Sungai Cisangkuy, tepatnya di sekitar belakang Rumah Makan Rencong atau di sekitar badan sungai pertemuan antara Sungai Cisangkuy dengan Sungai Citarum.

Kejadian itu sempat menggegerkan warga sekitar sungai.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar, Sustyo Iriono menjelaskan, buaya tersebut pertama kali ditemukan warga pada Kamis (24/5/2018) lalu.

Berdasarkan laporan tersebut, keesokan harinya, Jum at (25/5/2018), Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan TSL dari Seksi Konservasi Wilayah III BBKSDA Jawa Barat turun ke lapangan untuk melakukan pencarian dengan menyisir badan sungai di sekitar munculnya buaya tersebut.

Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Tim tidak menemukan tanda-tanda kemunculan buaya tersebut.

Meski begitu, berdasarkan kesepakatan dengan aparat kecamatan dan desa setempat, tim akhirnya melakukan pengamatan menunggu kemunculan buaya tersebut.

"Selang waktu satu minggu, tepatnya pada hari Jumat, 01 Juni 2018, satwa Buaya tersebut muncul kembali di badan Sungai Citarum. Kali ini di lokasi di sekitar Jembatan Gantung Kampung Parunghalang, Desa Andir, Baleendah, Bandung," jelas Sustyo di kantor BKSD Jabar, Jalan Gede Bage, Kota Bandung, Senin (4/6/2018).

Baca juga: Lagi, Seekor Buaya Senyulong Terjaring di Sungai Areal Kebun Sawit

Pada saat muncul, buaya kecil jenis buaya muara (crocodylus porosus) tersebut sedang berjemur. Buaya yang berukuran 1 meter lebih itu terlihat berdiam diri di gundukan tanah di tengah-tengah badan Sungai Citarum.

"Indikasinya buaya tersebut adalah satwa peliharaan yang lepas atau dilepaskan, mengingat bahwa wilayah Baleendah adalah daerah laten banjir hampir setiap tahun," ujar Sustyo.

Esoknya, tim gabungan yang terdiri dari Tim Gugus Tugas BBKSDA Jawa Barat dibantu oleh tim dari Kebun Binatang Bandung, dan personel dari ACT berupaya untuk melakukan evakuasi.

Tim melakukan penangkapan beberapa kali dengan alat bantu perahu karet, tongkat kolong pengait dan umpan anak ayam, namun belum berhasil.

"Hari ini tim tidak punya pilihan lain selain menangkap buaya tersebut dengan jarum panjang dan senapan bius. Saya sudah perintahkan saat buaya berjemur langsung saja bius," katanya.

Oleh karenanya, pihaknya akan menunggu buaya tersebut berjemur kembali.

Seperti diketahui buaya merupakan satwa jenis reptil berdarah dingin. Untuk beradaptasi dengan lingkungannya, buaya akan berjemur untuk meningkatkan suhu tubuhnya dan juga untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh mereka.

"Biasanya reptil akan berjemur dua kali pagi dan sore, itu karakternya," jelasnya.

Baca juga: Asyik Kerja di Pinggir Sungai, Seorang Buruh Tiba-tiba Diterkam Buaya

Lima hari ke depan, lanjutnya, Tim masih terus melakukan pengamatan di posko bersama. Adapun sejumlah tindakan bakal dilakukan seperti memasang 2 kandang perangkap dan umpan yang sudah disiapkan, serta menyiapkan perangkap bambu yang secara tersamar akan dipasang di 2 lokasi berbeda di tempat awal buaya tersebut berjemur.

Pihaknya pun akan mempersiapkan jaring panjang dan senapan bius untuk membius buaya apabila akan berjemur, dan mengedukasi masyarakat pentingnya mengevakuasi satwa buaya itu sekaligus meminta masyarakat tidak mendekati lokasi tempat berjemur buaya tersebut.

Kompas TV Buaya ini sudah bertahun - tahun dikurung di pekarangan rumah warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com